Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILPRES 2019: Elite PPP Sebut Wajar Masih Ada Kadernya Dukung Prabowo-Sandi

Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani mengakui masih ada kader partainya mendukung pasangan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019 adalah sesuatu yang wajar
Arsul Sani /Istimewa
Arsul Sani /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani mengakui masih ada kader partainya mendukung pasangan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019 adalah sesuatu yang wajar.

Hal itu disampaikan Arsul menanggapi hasil survei lembaga Indikator Politik yang menyebut sebanyak 43,2% kader PPP mendukung pasangan Prabowo-Sandi. 

"Hal itu wajar saja, karena PPP dan Golkar memang ini ada shifting position dari yang awalnya ke Pak Prabowo lalu kemudian kepada Pak Jokowi," kata Arsul, Jumat, (25/1/2019).

Arsul mengakui pada Pilpres 2014, tingkat dukungan kader ke Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya sebesar 31%. Sedangkan, dukungan ke Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa mencapai angka 57%.

Akan tetapi, angka dukungan ke Jokowi disebut meningkat usai PPP bergabung mendukung pemerintahan. Dari survei internal pada 2017, angka dukungan ke Jokowi diklaim naik menjadi 40%, sementara ke Prabowo diklaim turun mencapai 25%.

"Tingkat dukungan ini meningkat terus. Tetapi memang split voters di PPP itu masih diakui. Masih ada," kata Arsul.

Menurut Arsul, berdasarkan hasil survei internal terakhir, saat ini jumlah dukungan ke Jokowi-Ma'ruf di struktural partai dari tingkat pusat sampai ranting mencapai 85%. Namun, itu baru di tataran struktural.

"Tapi kan kalau survei kan basisnya kan akar rumput, bukan struktur. Jadi kalau dari sisi struktur boleh dibilang tidak ada masalah," ujar Arsul.

Lembaga survei Indikator merilis hasil survei terkait pemilih dari parpol yang memberikan suara kepada pasangan calon yang bukan diusung partainya (split ticket voting).

Hasilnya, pemilih PPP, Berkarya, dan Partai Demokrat (PD) paling banyak yang split voters. Survei dilakukan pada 16-26 Desember 2018 terhadap 1.220 responden.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper