Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nawacita Jilid II Bakal Berubah Fokus, Ini Penjelasan TKN Jokowi-Ma'ruf

Petahana fokus kepada pengembangan infrastruktur di masa pemerintahannya, namun TKN Jokowi-Ma'ruf menjamin Revolusi Mental lewat pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) akan lebih dimaksimalkan bila Jokowi terpilih kembali sebagai Presiden.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (tengah) memegang payung untuk Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) disaksikan Gubernur Maluku Said Assagaff sebelum meresmikan jembatan Leta Oar Ralan di Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (tengah) memegang payung untuk Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) disaksikan Gubernur Maluku Said Assagaff sebelum meresmikan jembatan Leta Oar Ralan di Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo  jamak diketahui bersama menggaungkan wacana Revolusi Mental lewat kampanyenya pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. Namun demikian, selama lima tahun terakhir pengembangan infrastruktur jadi fokus utama.

Lantas, apakah bila terpilih kembali, pengembangan infrastruktur tetap menjadi fokus utama? Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf menjamin Revolusi Mental lewat pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) akan lebih dimaksimalkan bila Jokowi terpilih kembali sebagai Presiden.

Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir menjelaskan alasan alih fokus tersebut merupakan hasil pertimbangan berbagai aspek dalam prioritas pembangunan di pemerintahan era Jokowi-JK.

"Kalau infrastruktur, secara rembesannya [pengaruhnya] langsung terasa. Kalau SDM perlu waktu. Kita perlu transisi persaingan-persaingan di dunia yang salah satunya persaingan dagang," ungkap Erick dalam kunjungannya ke Kantor Bisnis Indonesia, Rabu (23/1/2019).

"Kalau kita waktu itu tidak membangun infrastruktur kita, barang-barang kita lebih mahal lagi. Orang sekarang saja murah dibilang mahal. Karena itu ada hubungannya dengan logistik kan semuanya," tambahnya.

Dalam hal ini, Erick menilai infrastruktur sanggup mendorong keterbukaan investasi, industri, dan lapangan kerja di dalam negeri. Sehingga bila Jokowi dipercaya melanjutkan kepemimpinannya, pembangunan SDM akan diprioritaskan untuk dalam, maupun luar negeri.

Oleh karena itu, Erick berpendapat nantinya dalam Nawacita Jilid II, tenaga kerja Indonesia bisa lebih nyaman menghadapi persaingan global, sebab kondisi dalam negeri telah menjadi lebih kuat.

"Karena industrinya harus berubah. Kalau tidak bagaimana tenaga kerja kita. Tenaga kerja kita itu ke depan mesti punya new strategi di Nawacita 2. Bukan hanya create jobs di Indonesia, tapi juga create jobs buat orang Indonesia di luar negeri," jelasnya.

Tantangan SDM

Turut mendampingi Erick, M Luthfi yang merupakan mantan Menteri Perdagangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelaskan pembangunan yang dilakukan Jokowi telah sanggup mendorong Indonesia meraih indeks Ease Of Doing Business (EODB) naik ke urutan 73 dari 190 negara.

Sebelumnya pada 2014, Indonesia hanya menempati urutan 114 dari 190 negara yang dinilai EODB, yaitu survei tahunan Bank Dunia yang mencerminkan daya tarik investasi dari segi kebijakan pemerintah. Survei ini mencerminkan urutan negara paling nyaman sebagai tempat investasi.

Luthfi yang pernah menjadi Duta Besar RI untuk Jepang ini pun memberikan contoh bahwa di negara yang kini didominasi generasi tua tersebut, dalam waktu dekat akan membutuhkan banyak tenaga pengasuh, perawat, suster, dan tenaga di bidang jasa lainnya sebagai lapangan kerja.

Oleh karena itu, Luthfi berharap pengembangan SDM menjadi prioritas Indonesia untuk menjawab tantangan tenaga kerja dalam negeri untuk bersaing meraih lapangan pekerjaan di negara lain.

"Masak orang Indonesia kalah sama bangsa lain. Orang kita terkenal paling murah senyum dan paling humble, lho. Kita kurangnya satu, [kemampuan] Bahasa Inggris," ujar Erick menimpali Luthfi.

Menambahkan Erick dan Lutfi, Rosan P Roeslani sebagai Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf yang sekaligus Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) berharap pengembangan SDM di Nawacita Jilid II sanggup menjawab kendala yang selama ini dihadapi investor dan industri, yaitu minimnya iklim peningkatan produktivitas tenaga kerja.

Rosan mengapresiasi bahwa kini kebijakan politik-populis dengan mendorong naiknya pendapatan buruh yang kerap muncul setiap Pemilu, telah diatur sedemikian rupa sehingga tidak lagi menghambat ketertarikan investor.

Alhasil, kini pekerjaan rumah pemerintah dalam 5 tahun ke depan tinggal satu langkah lagi, yaitu bagaimana mendorong peningkatan produktivitas lewat pengembangan SDM.

"Tiap tahun kita pasti tahu [pengeluaran produksi untuk gaji karyawan] naik, tapi kita tidak pernah membicarakan productivity. Tidak berjalan seiringan dengan labour cost," jelasnya.

"Oleh sebab itu, peningkatan human capital kita jadi hal penting dan krusial. Karena kita melihat, pertumbuhan kita tidak akan menjadi berkualitas tanpa seiringan dengan pertumbuhan manusianya yang berkualitas pula, dan tumbuh berkembang secara bersamaan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper