Bisnis.com, JAKARTA--Jumlah korban tewas akibat badai tropis di Filipina tak lama setelah Natal bertambah menjadi 126 orang, menurut pihak berwenang hari ini.
Banyaknya jumlah korban tewas dipicu oleh hujan deras yang disusul tanah longsor yang sulit ditanggulangi.
Badai yang diberi nama Usman itu melanda pulau-pulau Filipina tengah dan timur sejak 29 Desember dan menyebabkan banjir besar serta tanah longsor.
Lebih dari 100 orang tewas di daerah pegunungan Bicol di tenggara Manila, kata para pejabat bencana regional.
Di wilayah Bicol yang sering dilanda badai mematikan, badai tropis datang tanpa diduga karena angin kencang yang datang tidak terdeteksi sebagai badai oleh alat pendeteksi milik pemerintah.
Para pejabat mengatakan bertambahnya korban juga dikarenakan banyak warga yang enggan mengungsi. Mereka memilih bertahan di rumahnya karena sedang menikmati liburan Natal.
"Dalam dua hari saja, Badai Usman mengguyur wilayah Bicol dengan curah hujan lebat, yang biasanya terjadi selama satu bulan," kata jurubicara badan bencana nasional Edgar Posadas sebagaimana dikutip CNN.com, Minggu (6/1/2019).
Dia mengatakan operasi evakuasi sedang dilakukan, namun terkendala akses yang dipenuhi lumpur dan medan yang tidak stabil.
Korban tewas kemungkinan bertambah karena 26 orang dikabarkan masih hilang, Posadas menambahkan.
Menurut badan bencana nasional, lebih dari 152 ribu orang mengungsi akibat Badai Usman dan 75 orang terluka.
Presiden Rodrigo Duterte mengunjungi daerah-daerah yang dilanda badai pada Jumat (4/1) dan mendesak para pejabat untuk membangun pusat-pusat evakuasi daripada menggunakan sekolah sebagai tempat berlindung bagi para pengungsi.
Sekitar 20 topan dan badai menghantam Filipina setiap tahunnya dan menewaskan ratusan orang.
Badai paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir adalah Topan Super Haiyan yang menyebabkan lebih dari 7.360 orang tewas dan hilang di Filipina tengah pada 2013.