Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Zona Bahaya Anak Krakatau Diperluas. Masyarakat dan Wisatawan Juga Diminta Jauhi Pantai

Masyarakat dan wisatawan diminta meningkatkan kesiapsiagaan dan menghindari zona atau wilayah 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau. Selain itu, masyarakat dan wisatawan diimbau  tidak berkegiatan pada lingkar 500 meter hingga satu kilometer dari pantai.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menunjukkan wilayah terdampak tsunami saat memberikan keterangan pers Penanganan Darurat Bencana Tsunami Selat Sunda, di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (25/12/2018)./REUTERS-Willy Kurniawan
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menunjukkan wilayah terdampak tsunami saat memberikan keterangan pers Penanganan Darurat Bencana Tsunami Selat Sunda, di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (25/12/2018)./REUTERS-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat dan wisatawan diminta meningkatkan kesiapsiagaan dan menghindari zona atau wilayah 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau. Selain itu, masyarakat dan wisatawan diimbau  tidak berkegiatan pada lingkar 500 meter hingga satu kilometer dari pantai.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, status Gunung Anak Krakatau telah dinaikkan menjadi "Siaga" atau "Level III" dengan lingkar berbahaya diperluas menjadi lima kilometer.

"Masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius lima kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau," katanya melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (27/12/2018).

Sutopo mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terus meningkat. Pada Kamis(27/12) pukul 06.00 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral(ESDM) menaikan statusnya dari "Waspada" atau "Level II" menjadi "Siaga".

Menurut pengamatan, selama Kamis, pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, letusan Gunung Anak Krakatau masih berlangsung. Tremor masih terjadi dengan amplitudo delapan milimeter hingga 32 milimeter dan dominan pada 25 milimeter. Selain itu, terdengar dentuman suara letusan.

"Karena itu, PVMBG melarang masyarakat dan wisatawan berkegiatan pada lingkar lima kilometer dari puncak. Di dalam lingkar tersebut tidak ada permukiman," ujarnya.

Sutopo mengatakan, dalam lingkar lima kilometer tersebut berbahaya karena dapat terdampak letusan berupa lontaran batu pijar, awan panas dan abu vulkanik pekat.

Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyarankan agar masyarakat tidak berkegiatan pada lingkar 500 meter hingga satu kilometer dari pantai untuk menghindari kemungkinan terjadi tsunami kembali.

"Tsunami dapat terjadi yang dibangkitkan longsor bawah laut akibat letusan Gunung Anak Krakatau," tandasnya.

Sutopo mengimbau masyarakat tetap tenang dan terus meningkatkan kewaspadaan serta memantau informasi dari PVMBG untuk peringatan dini tentang gunung api dan BMKH terkait peringatan dini tsunami.

"Jangan percaya informasi yang menyesatkan dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper