Bisnis.com, JAKARTA - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk memprediksi kerugian perusahaan atas pengembangan kawasan ekonomi khusus pariwisata Tanjung Lesung yang terkena dampak bencana alam tsunami selat sunda mencapai Rp150 miliar.
Chairman Jababeka Group Setyono Djuandi Darmono mengatakan bangunan penginapan yang dikelola oleh anak perusahaan Jababeka, PT Banten West Java Tourism Development, sebanyak 30% dari total keseluruhan bangunan mengalami kerusakan parah sedangkan 70% lainnya hanya mengalami kerusakan ringan.
“Itu baru perhitungan secara pandangan mata saja belum secara detail, tetapi kalau perlu dibangun kembali gedung-gedungnya barangkali [kerugiannya] kurang lebih Rp150 miliar,” ujar Darmono usai Konfrensi pers musibah selat sunda dan pesisir Banten di Jakarta, Senin (24/12/2018).
Walaupun demikian, Darmono mengaku telah mengasuransikan seluruh aset bangunan penginapan sebagai bentuk mitigasi kerugian yang lebih besar dari perusahaan.
Sebagai informasi, Tanjung Lesung telah dikembangkan oleh Jababeka sejak 1991 dan ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus pada Februari 2015.
Jababeka Group memiliki total land bank pengembangan Tanjung Lesung seluas 1.500 hektare dengan lahan yang telah dikembangkan seluas 15 hektare hingga 20 hektare.
Baca Juga
Adapun, Jababeka telah membangun 5 hotel yang dapat menampung 5.000 orang dan terdiri atas 61 kamar dan meeting room.
Direktur Utama PT Banten West Java Tourism Developmetn Purnomo Siswoprasetijo mengatakan kawasan pengembangannya yang terdampak tsunami hanya seluas 2 hektare dari total luas keseluruhan sehingga kerusakan tidak signifikan.
"Yang terkena dampak propertinya itu sekitar dua hektar. Jadi tidak terlalu besar. Cuma memang parah ini karena ada event kemudian ada korban, ini yang kami prihatinkan, dan pas evenntya di pinggir pantai. Itu yang mengakibatkan korban cukup besar," ujar Purnomo.