Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR GLOBAL: Saatnya Bank Sentral di Asia ‘Istirahat’, Suku Bunga The Fed Perkuat Dolar AS.

Sejumlah berita menjadi sorotan media massa hari ini, Jumat (21/12/2018), di antaranya mengenai peluang pelonggaran kebijakan moneter bank sentral di kawasan Asia serta suku bunga The Fed yang perkuat dolar AS.
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah berita menjadi sorotan media massa hari ini, Jumat (21/12/2018), di antaranya mengenai peluang pelonggaran kebijakan moneter bank sentral di kawasan Asia serta suku bunga The Fed yang perkuat dolar AS.

Berikut ringkasan topik utama di sejumlah media nasional:

Saatnya Bank Sentral di Asia ‘Istirahat’. Bank Sentral di kawasan Asia berpeluang mengendurkan pengetatan moneternya pada tahun depan. Hal itu seiring dengan adanya prospek melambatnya laju pertumbuhan ekonomi global serta melemahnya tekanan kenaikan harga (inflasi). (Bisnis Indonesia)

Suku Bunga The Fed Perkuat Dolar AS. Dolar Amerika Serikat stabil dalam setelah Federal Reserve menahan diri dan tidak lagi bergerak agresif untuk mengetatkan kebijakan moneter seiring dengan optimisme pasar yang menganggap bank sentral tersebut bersikap lebih longgar dari yang sudah diantisipasi. (Bisnis Indonesia)

Daimler & BMW Akan Berkolaborasi. Daimer AG dan BMW AG tengah mempertimbangkan untuk menyatukan kekuatan dalam membuat komponen otomotif utama. (Bisnis Indonesia)

Ekonomi Tumbuh Lambat. Pertumbuhan ekonomi Selandia Baru sampai dengan kuartal ketiga 2018 merosot ke level terendah hingga hampir lima tahun terakhir. Hal ini lantaran melemahnya bisnis manufaktur dan pertanian. Oleh sebab itu, Bank Sentral Selandia Baru diprediksi bakal kembali memangkas suku bunga pada tahun depan. (Kontan)

Bank Sentral di Asia Menahan Diri. Bank sentral di Asia tidak akan mempunyai banyak pilihan selain mengetatkan kebijakan moneter mereka pada tahun depan. Pertimbangan utamanya adalah isyarat dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang tidak agresif lagi menaikkan suku bunga pada tahun 2019. (Kontan)

Ekonomi Jepang Tersendat. Pemulihan perekonomian Jepang terjebak oleh risiko perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ini menimbulkan risiko serius karena berpotensi menurunkan ekspor Jepang secara signifikan. (Kontan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper