Bisnis.com, JAKARTA - Pasangan Capres-Cawapres periode 2019-2024 nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandi Salahuddin Uno (PAS), disarankan untuk terus memaksimalkan mesin politiknya guna meraih kemenangan mutlak di Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 17 April 2019.
Namun kekhawatiran adanya upaya dari incumbent untuk melakukan tindakan yang menguntungkan kubunya dengan memobilisasi segala sumber daya di bawah taktis kekuasaannya, juga perlu menjadi perhatian serius kubu Prabowo-Sandi.
"Kalau tidak ingin dicurangi, maka pilihan terbaiknya adalah memenangkan Pilpres 2019 dengan mutlak, menangnya dua digit dari kubu Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin," kata Natalius Pigai, mantan anggota pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla di Pilpres 2014.
Natalius Pigai (depan/kiri)
Pigai yang belum lama mengakhiri tugas sebagai komisioner Komnas HAM ini menyampaikan pandangan tersebut dalam Diskusi Publik bertema "Keamanan Pilpres 2019, Optimisme atau Kekuatiran" di Sekretariat Nasional Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi (PAS), Selasa siang (18/12/2018).
Selain Pigai, beberapa tokoh lain tampil sebagai pembicara yaitu Letjen TNI (Mar) Purn.Suharto (Komandan Korps Marinir tahun 1996-1999), Benny K.Harman (Politisi Demokrat), Hendrajit (Global Future Institute).
Menurut Pigai, elektabilitas PAS terus bergerak naik dan semakin mendekati elektabilitas Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin (Jokowi-KMA). Malah berpeluang besar melampaui elektabilitas incumbent.
"Untuk itu, partai politik pendukung PAS harus berkonsentrasi penuh mengawal dengan baik tren positif itu dan pada pertarungan puncak 17 April 2019 bisa meraih kemenangan mutlak dua digit ," ujarnya.
Politisi Demokrat asal daerah pemilihan NTT, Benny K.Harmain mengimbau masyarakat luas untuk ikut mengawal ketat pelaksanaan pemilu serentak, Pilpres dan Pemilu Legislatif pada 17 April 2018, agar berjalan adil, transparan, akuntabel dan jauh dari tindakan kecurangan serta manipulasi suara.
"Pak Jokowi selaku incumbent diharapkan bertindak fairness, tidak menggunakan kekuasaannya misalnya dengan mendikte birokrasi untuk memilihnya. Jangan ada ancaman kepada kepala desa, kalau tidak memilihnya dana desanya tidak cair. Jangan terjadi seperti itu," katanya.