Kabar24.com, JAKARTA — Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut satu Joko Widodo-Ma’ruf Amin semakin menancapkan kekuatannya di Provinsi Nusa Tenggara Timur menyusul dukungan pemenang Pemilihan Bupati Timor Tengah Selatan 2018.
Egusem Piether Tahun, peraih suara terbanyak Pilbup Timor Tengah Selatan (TTS) 2018, menilai positif program Presiden Joko Widodo untuk daerahnya seperti pembangunan listrik di desa-desa. Perhatian terhadap TTS diyakni berdampak elektoral buat kontestan petahana tersebut.
“Jadi jelas dukung Jokowi. Program beliau cukup mengena bagi masyarakat kami,” ujarnya usai sidang putusan sengketa hasil Pilbup TTS 2018 di Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Egusem bersama Johny Army Konay meraih suara terbanyak Pilbup TTS 2018 setelah pemungutan suara ulang (PSU) mengonfirmasi kemenangan pasangan tersebut. Hasil PSU disahkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sehingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) TTS dapat menetapkan kepala daerah terpilih.
Kepala daerah terpilih bakal dilantik pada Maret 2019 atau sebulan sebelum pelaksanaan Pilpres 2019. Egusem-Johny menerima tongkat estafet dari Paulus Mella-Obed Naitboho yang memimpin Pemkab TTS pada periode 2014-2019.
Egusem mengatakan program-program Jokowi juga menjadi inspirasinya dalam janji kampanye. Menurutnya, masalah terbesar yang harus dipecahkan di TTS adalah kekurangan pasokan air bersih dan gizi buruk.
Guna mengatasi gizi buruk, dia siap mengimplementasikan penanaman kelor yang daunnya bergizi sebagaimana dicanangkan oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat. Menurut Egusem, kelor dapat dipanen setelah tiga bulan ditanam.
“Itu akan jadi program prioritas 100 hari kerja,” ujar mantan Penjabat Sekretaris Daerah TTS ini.
Pada PSU 20 Oktober di 30 tempat pemungutan suara (TPS), Egusem-Johny memperoleh 3.470 suara. Jagoan Partai Golkar dan Partai Hanura itu mengungguli Obed Naitboho-Alexander Kase yang meraup 2.998 suara, Ampera Seke Selen-Yaan Mazrich Jermian 59 suara, dan Johanis Lakapu-Yefta Ambrosius 59 suara.
Setelah hasil PSU disubstitusikan ke hasil pemungutan suara 27 Juni yang tidak dibatalkan MK, Egusem-Johny ditetapkan sebagai peraih suara terbanyak dengan 69.721 suara (33,79%), disusul Obed-Alexander 69.179 suara (33,53%), Johanis-Yefta 35.513 suara (16,24%), dan Ampera-Yaan 31.908 suara (15,47%).
MK memerintahkan PSU di 30 TPS dalam putusan sela 26 September. Sebelum PSU, MK sebenarnya telah memerintahkan penghitungan suara ulang di 921 TPS pada 29 Agustus karena terjadi ketidakcocokan data versi KPU TTS dengan Obed-Alexander yang menjadi pemohon sengketa hasil pilkada.
Selain TTS, MK juga mengesahkan PSU Pilbup Sampang 2018 yang dilaksanakan di seluruh TPS se-Sampang pada 27 Oktober. Pasangan Slamet Junaidi-Abdullah Hidayat memperoleh suara terbanyak dengan 307.126 suara (53,16%), disusul Hermanto Subaidi-Suparto 245.768 suara (42,54%), dan Hisan-Abdullah 24.746 suara (4,29%).
PSU diperintahkan MK dalam putusan sela bertanggal 5 September 2018 karena menemukan fakta ketidakakuratan penyusunan daftar pemilih tetap (DPT). Lembaga pengadil perselisihan pilkada itu lantas menginstruksikan KPU Sampang menggelar pencoblosan ulang di 1.450 TPS dengan terlebih dahulu memutakhirkan data pemilih.
Slamet merupakan politisi Partai Nasdem yang diusung oleh partainya bersama dengan Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Selain PKS, empat anggota koalisi adalah parpol pengusung Joko Widodo-Ma’ruf Amin.