Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat kesempatan tampil menyampaikan sambutan di hadapan jutaan peserta Reuni Akbar 212 di Lapangan Monas, Ahad pagi.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Anies guna menyampaikan beberapa hal penting. Salah satu informasi menyesatkan yang menyatakan Pemprov DKI mewajibkan yang masuk Monas, wajib menggunakan KTP.
"Tempat ini adalah tempat untuk kita semua. Karena itu, tidak pernah ada kewajiban menggunakan KTP untuk masuk ke tempat ini. Karena yang masuk ke sini, pasti warga negara Indonesia. Ini adalah untuk umum, ini adalah untuk semua. Monas bukan milik segelintir kelompok, Monas adalah milih seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Anies mengemukskan Monas memang dirancang untuk berkumpulnya rakyat. Pernah digunakan pada pertengahan September 1945, setelah sebulan sebelumnya sekelompok pemimpin bangsa memutuskan proklamasi, kekuatan kolonial meragukannya.
"Mereka melemahkannya, menganggap ini hanya aspirasi sekelompok orang saja. Bulan September itu, ratusan ribu warga saja dari sekeliling Jakarta, berkumpul di lapangan ini, mengirimkan pesan untuk semua bahwa ini adalah ikhtiar kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia".
Dalam kesempatan itu, Anies mengajak peserta Reuni Akbar 212 dapat menjaga ketertiban dan membuktikan acara berjalan sukses dan tertib.
"Biarkan orang yang mengira ini akan menjadi kekacauan kecewa karena ternyata justru mendatangkan ketertiban dan kedamaian. Bukan saja di kawasan monas, tapi pada saat kembali, siapapun yang ditemui berikan salam, pancarkan senyum, dan tunjukan bahwa yang hadir di Monas pulang membawa kedamaian," ujarnya.