Bisnis.com, BOGOR -- Presiden Joko Widodo bakal mengundang Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke Istana Kepresidenan untuk membahas sejumlah masalah terkait keguruan.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat memberikan pidato dalam acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun ke-73 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Tahun 2018 di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/12/2018).
"Tadi juga telah disampaikan oleh Ibu Ketua Umum PGRI, banyak hal yang belum bisa saya jawab di sini. Nanti pekan depan akan saya undang Ibu Ketua beserta seluruh jajaran pengurus untuk datang ke Istana berbicara masalah-masalah besar yang kita hadapi," paparnya.
Presiden mengatakan tunjangan sertifikasi dulu dipotong kalau guru sakit atau melakukan perjalanan umrah dan haji. Namun, sekarang sudah berubah karena pemerintah telah mengeluarkan peraturan terkait hal ini.
Kepala Negara juga menyinggung janjinya tahun lalu bahwa dirinya akan mengawal berbagai persoalan guru, termasuk soal sertifikasi.
"Juga kepada guru pengawas, kepala sekolah, saya juga minta agar disederhanakan hal-hal lain yang sudah saya sampaikan kepada Kementerian Ristekdikti dan Kementerian Agama. Tetapi ini akan saya ikuti terus. Bapak ibu guru, percayakan ini kepada kami. Tetapi kalau memang ada yang selip, tolong saya diingatkan," tambahnya.
Di samping itu, mengingat tugas guru yang sangat mulia dan berat, Presiden tidak ingin para guru masih harus dibebani oleh tugas-tugas administrasi yang berat. Jokowi mengaku merasakan dan mendengar hal tersebut apabila berkunjung ke daerah saat bertemu pengurus dan anggota PGRI.
"Saya tidak ingin para guru harus menjalani proses birokrasi yang berbelit-belit, ngurus sertifikasi berbelit-belit. Saya tahu ini. Tapi ini juga menyangkut kabupaten, kota, provinsi, dan pusat. Ini akan kami awasi terus agar proses-proses itu bisa berjalan dengan cepat dan sederhana," imbuhnya.