Bisnis.com, SEMARANG — Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk meningkatkan riset dan pengembangannya agar bisa menjadi nomor satu di Asia Tenggara pada 2019.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengungkapkan beberapa tahun lalu Indonesia belum pernah mengungguli Malaysia, Thailand, dan Singapura terkait jumlah publikasi internasional. Kini, Indonesia telah berhasil melewati Thailand dan Singapura untuk menempati posisi kedua dengan 24.883 publikasi pada 2018.
"Dengan kebijakan-kebijakan yang saya lakukan dengan arahan dari Presiden Jokowi, alhamdulillah Indonesia mampu menjadi rangking 2 di Asia Tenggara dan kemungkinan di 2019 bisa mencapai peringkat tertinggi," ujarnya seusai mengisi acara Seminar Nasional 4 Tahun Capaian Kemenristekdikti di kampus Universitas Diponegoro (Undip), Jumat (30/11/2018).
Dia mengatakan hasil riset yang dipublikasikan tersebut harus ditindaklanjuti menjadi karya yang inovatif. Jangan sampai hasil riset tersebut hanya disimpan di perpustakaan.
"Yang paling penting itu bagaimana produk yang dihasilkan dari riset itu bisa bermanfaat untuk masyarakat," katanya.
Berdasarkan data dari Kemenristekdikti, Universitas Indonesia (UI) menjadi perguruan tinggi dengan publikasi tertinggi sepanjang periode 2013-2018 dengan 7.657 publikasi. Menempel ketat di belakangnya adalah Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan 7.411 publikasi.
Tidak ada perguruan tinggi swasta dalam peringkat 10 besar. Namun, Nasir mengungkapkan cukup banyak perguruan tinggi swasta yang masuk dalam peringkat 50 besar.