Bisnis.com, JAKARTA – Ratusan juta pengguna media sosial di Indonesia berpotensi terpapar hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Polisi Muhammad Iqbal dalam sambutan tertulisnya pada lokakarya “Penguatan Tim Media Sosial dan Media Daring” jajaran Humas Polda Sumatra Selatan (Sumsel) di Palembang, Sumsel, Selasa (27/11/2018).
“Berdasarkan hasil riset Global Digital Report dari We Are Social pada 2018, dijelaskan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta. Dari jumlah itu, sekitar 50% di antaranya adalah pengguna internet dan aktif di media sosial serta berpotensi terpapar hoaks,” paparnya dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kabag Pensat Divisi Humas Polri Kombes Polisi Yusri Yunus, seperti dilansir Antara.
Iqbal melanjutkan jumlah pengguna internet yang terus meningkat ternyata belum dibarengi dengan ketaatan terhadap etika media sosial. Hal ini membuat media sosial sering dijadikan saluran untuk menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian, SARA, dan radikalisme.
Oleh karena itu, dinilai perlu dilakukan pembinaan kepada masyarakat dengan mengedepankan fungsi humas. Dengan demikian, akan tercipta keamanan dan ketertiban di dalam negeri.
“Saya mengingatkan bahwa jajaran Humas memiliki tugas mulia karena dipercaya mampu membantu meningkatkan citra pemerintah, khususnya Polri dan menetralisasi hoaks,” tambahnya.