Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demi Diplomasi Nuklir, AS Berencana Kurangi Latihan Militer dengan Korea Selatan

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis, Rabu (21/11/2018), mengatakan latihan militer dengan Korea Selatan bertajuk Foal Eagle akan dikurangi cakupannya tahun depan sehingga tidak mengganggu diplomasi nuklir dengan Korea Utara.
Ilustrasi: Latihan militer Korea Utara/Reuters
Ilustrasi: Latihan militer Korea Utara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis, Rabu (21/11/2018), mengatakan latihan militer dengan Korea Selatan bertajuk Foal Eagle akan dikurangi cakupannya tahun depan sehingga tidak mengganggu diplomasi nuklir dengan Korea Utara.

"Foal Eagle akan sedikit ditinjau sampai level ia tidak akan membahayakan diplomasi," ungkap Mattis kepada reporter seperti dilansir Reuters.

Foal Eagle adalah latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang melibatkan ribuan pasukan bersenjata darat, udara, dan laut. Latihan tersebut dilaksanakan setiap musim semi.

Mattis tidak memberi penjelasan pengurangan atau peninjauan seperti apa yang akan dilaksanakan, namun cakupan latihan militer akan dikurangi sebagai upaya kedua sekutu untuk mendorong perundingan lebih lanjut mengenai denuklirisasi dengan Korea Utara yang macet.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Kamis (22/11/2018) mengungkapkan bahwa kedua sekutu masih dalam tahap pembicaraan soal latihan militer gabungan tersebut. Mereka berencana mengumumkan keputusan resmi pada awal bulan depan.

"Kedua pihak sedang mendiskusikan cara yang diperlukan untuk mendorong usaha diplomasi supaya mencapai kemajuan," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Choi Hyun-soo di Soeul.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sepakat untuk bekerja sama dalam proses denuklirisasi saat bertemu di Singapura, Juni lalu.

Sejak kesepakatan itu, Korea Selatan dan Amerika Serikat telah membatalkan sejumlah latihan militer bersama untuk mendorong proses negosiasi.

Kendati demikian, negosiasi kedua pihak belum mencapai kemajuan berarti. Pyongyang menunjukkan ketidaksetujuan terhadap Washington yang memilih melanjutkan sanksi internasional. Pemerintah AS akan mencabut sanksi hanya jika Korea Utara menghentikan secara total pengembangan senjata nuklir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper