Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gencatan Senjata dengan Palestina Disetujui, Menhan Israel Mundur

Menteri Pertahanan Israel mengundurkan diri setelah kabinet menyetujui gencatan senjata dengan kelompok militan Palestina di Gaza, Rabu (14/11/2018).
Warga Israel selatan memprotes keputusan pemerintah mereka melakukan tembakan di Gaza sebagai tanggapan atas keputusan serupa oleh militan Palestina, di Sderot./Reuters
Warga Israel selatan memprotes keputusan pemerintah mereka melakukan tembakan di Gaza sebagai tanggapan atas keputusan serupa oleh militan Palestina, di Sderot./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Israel mengundurkan diri setelah kabinet menyetujui gencatan senjata dengan kelompok militan Palestina di Gaza, Rabu (14/11/2018).

Avigdor Lieberman, dari Partai Yisrael Beiteinu, menegaskan langkah tersebut sama dengan menyerahkan diri kepada teror. Dia menyatakan gencatan senjata adalah upaya jangka pendek yang dapat merusak keamanan nasional dalam jangka panjang.

Delapan orang tewas pada Senin (12/11) dan Selasa (13/11). Kelompok-kelompok militan di Gaza menembakkan 460 roket ke arah Israel, sedangkan pasukan Israel mengebom 160 sasaran di Gaza, sebagaimana dilansir dari BBC, Kamis (15/11).

Pada Selasa (13/11) sore, Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya menyampaikan mereka menerima usulan gencatan senjata yang diajukan Mesir dan akan mematuhinya jika Israel melakukan hal yang sama.

Awalnya, Kementerian Keamanan Israel mengatakan hanya memerintahkan militer untuk melanjutkan operasi seperti yang diperlukan. Tetapi, Lieberman dan para menteri lainnya kemudian mengonfirmasi bahwa gencatan senjata telah disetujui.

Gencatan senjata pada umumnya dipatuhi pada Rabu (14/11). Sekolah dan tempat usaha di selatan Israel kembali dibuka setelah dilaporkan sudah tidak ada lagi serangan roket.

Meskipun demikian, militer Israel mengatakan mereka menembak dan menangkap seorang pria Palestina yang berusaha menerobos pagar perbatasan Israel-Gaza saat melempar granat.

Sementara itu, puluhan penduduk di perbatasan Israel menutup jalan sebagai bentuk  protes atas kebijakan itu karena Pemerintah Israel dinilai tidak mengambil langkah yang cukup untuk melindungi mereka dari ancaman serangan roket Palestina.

Namun, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu membela keputusan gencatan senjata.

"Saat keadaan darurat, ketika mengambil keputusan penting bagi keamanan, masyarakat tidak selalu perlu mengetahui pertimbangan yang memang harus disembunyikan dari musuh," tuturnya.
 
Di Gaza, warga merayakan gencatan senjata yang oleh Hamas dipandang sebagai suatu kemenangan.

"Gerakan perlawanan telah membela diri dan membela rakyat melawan agresi Israel," kata pemimpin Hamas, Ismail Haniya.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper