Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara (Korut) dilaporkan mengoperasikan sedikitnya 13 basis peluncuran rudal nuklir yang disembunyikan, menurut sebuah penelitian.
Temuan itu meningkatkan keraguan baru atas prakarsa kebijakan luar negeri Presiden Donald Trump. Padahal, Trump telah memuji pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un Juni lalu telah membuka jalan untuk denuklirisasi negara semenanjung tersebut. Denuklirisasi diharapkan mampu meredakan ketegangan yang kurang dari setahun lalu membawa kedua negara ke jurang konflik.
Sejak KTT di Singapura, Korut telah memusnahkan tempat uji coba rudal dan berjanji untuk menghilangkan kompleks nuklir utama negara itu.
Tetapi para peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington mengatakan mereka telah menemukan 13 pangkalan operasi rudal yang belum dinyatakan oleh pemerintah. Bahkan jumlahnya bisa mencapai 20 basis.
"Ini tidak seperti pangkalan-pangkalan yang telah dibekukan," kata Victor Cha, yang memimpin program Korea Utara CSIS sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (13/11).
Menurut Cha, pangkalan-pangkalan itu, yang tersebar di seluruh negeri, terletak di fasilitas bawah tanah di kawasan pegunungan.
Fasilitas itu dirancang untuk memungkinkan peluncur rudal mobil bisa segera keluar dari fasilitas bawah tanah dan pindah ke lokasi peluncuran yang disiapkan sebelumnya.
"Setiap rudal di pangkalan-pangkalan ini dapat menggunakan hulu ledak nuklir," kata penulis laporan itu.
Para peneliti mengandalkan citra satelit, wawancara dengan intelijen dan pejabat pemerintah untuk mendapatkan temuan mereka.