Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengembangkan teknologi dan inovasi tepat guna guna mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kemenristekdikti juga mendorong dan mengawal perguruan tinggi untuk melahirkan inovasi di bidang pertanian dan perkebunan. Salah satu hasil yang menonjol adalah produk inovasi Padi IPB 3 S dari Institut Pertanian Bogor.
“Benih unggulan dari IPB ini dapat meningkatkan produksi padi petani hingga rata-rata 7 ton. Benih unggulan ini telah di tanam di 65 ribu Ha lahan pertanian di 16 provinsi. Tahun 2018 produksi benih komersial seluas 44 Ha di Jawa, Sumatera, Kalimantan, NTB, dan Maluku Utara,” papar Menteristekdiki, Mohamad Nasir dalam jumpa pers 4 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kantor Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa (23/10/2018).
Selain itu, Kemenristekdikti juga menaruh perhatian bagi kesejahteraan nelayan di tanah air. Berbagai produk inovasi telah dilahirkan untuk meningkatkan perekonomian para nelayan.
Salah satunya adalah konverter kit motor perahu nelayan yang dapat menghemat bahan bakar nelayan ketika pergi melaut.
Selain itu di bidang maritim juga ada inovasi Garam Pro Analisa dari BPPT. Garam Pro Analisa adalah jenis garam yang mempunyai tingkat kemurnian 99,0% -100,5% yang biasa digunakan untuk keperluan laboratorium dan industri
“Dari hasil uji terap diketahui bahwa terjadi penghematan yang signifikan. Dari biasanya nelayan melaut per hari membutuhkan Rp.30.000,- untuk kapal bermesin 2 tak, dengan menggunakan konverter kit yang dikembangkan ini menjadi hanya Rp3.000 per hari melaut. Sedangkan Garam Pro Analisa ini lebih murah 20 – 30 % dari produk impor dan dapat menjadi salah satu produk substitusi impor garam," ungkapnya.
Nasir juga juga menyampaikan bahwa Kemenristekdikti telah melahirkan inovasi untuk mendukung perajin batik di tanah air.
Produk Inovasi karya Institut Teknologi Bandung yakni otomatisasi mesin batik fotonik. Mesin batik fotonik ini digunakan sebagai substitusi sinar matahari pada proses penjemuran batik untuk aktivasi warna batik, sehingga produktivitas perajin batik Indonesia tidak lagi terpengaruh dengan cuaca.