Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Trump Pilih Opsi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Israel-Palestina

Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginannya agar konflik Israel-Palestina diselesaikan dengan solusi dua negara. 
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Donald Trump bersalaman dalam pertemuan bilateral di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, Rabu (26/9)./Reuters-Carlos Barria
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Donald Trump bersalaman dalam pertemuan bilateral di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, Rabu (26/9)./Reuters-Carlos Barria

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginannya agar konflik Israel-Palestina diselesaikan dengan solusi dua negara. 
 
AS mengatakan akan mendukung opsi itu jika Israel dan Palestina sama-sama setuju. 
 
"Saya menyukai solusi dua negara. Saya rasa itu menjadi solusi yang paling baik, itu perasaan saya," ujar Trump seperti dilansir Reuters, Kamis (27/9/2018).
 
Namun, dia juga mengaku terbuka terhadap solusi satu negara jika Israel dan Palestina sama-sama menginginkannya. 
 
Dalam pembicaraan dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB pada Rabu (26/9), Trump juga mengungkapkan niatannya mengumumkan rencana perdamaian dalam 2-3 bulan ke depan.
 
Dia memang telah menyampaikan keinginannya untuk mencapai kesepakatan damai sebelum masa jabatannya berakhir pada awal 2021. 
 
Pada awal tahun ini, Trump melakukan langkah kontroversial dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hal itu menuai reaksi keras dari dunia internasional tapi mendapat pujian dari Israel.
 
"Saya mengambil porsi yang besar. Tentu kita harus membuat perjanjian yang adil dan kita harus melakukan sesuatu. Kesepakatan yang dibuat harus menguntungkan bagi kedua pihak.. Israel mendapat porsi pertama dan porsi yang besar," paparnya.
 
Terkait hal ini, Netanyahu mengklaim tak terkejut atas preferensi AS terhadap solusi dua negara. Adapun Menteri Luar Negeri Palestina Riyal al Maliki menilai komentar Trump tersebut tidak cukup menunjukkan komitmen AS terhadap perdamaian di kawasan tersebut.
 
"Dia harus menjelaskannya dengan terang.. kedua negara, bahwa Yerusalem Timur adalah wilayah yang diokupansi. Isu-isu ini sangat penting bagi kami untuk bisa maju," terangnya. 
 
Maliki menegaskan negaranya tidak akan ikut serta dalam kesepakatan perdamaian jika AS tetap bersikukuh mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, okupansi lahan Palestina oleh Israel, dan memindahkan Kedutaan Besar (Kedubes) AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper