Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengungkapkan Rencana Induk Riset Nasional menjadi penting karena pembangunan nasional membutuhkan perencanaan dari setiap bidang.
Pengintegrasian perencanaan, khususnya antar-Kementerian/Lembaga, diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaannya.
Oleh karena itu, untuk menyelaraskan kebutuhan riset jangka panjang Indonesia, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan Rencana Induk Riset Nasional Tahun 2017-2045.
Menristekdikti mengungkapkan ada 10 bidang strategis yang menjadi perhatian pemerintah, yakni :
- Energi – Energi Baru dan Terbarukan
- Kebencanaan
- Kemaritiman
- Kesehatan – Obat
- Material Maju
- Pangan – Pertanian
- Pertahanan dan Keamanan
- Sosial Humaniora – Seni Budaya – Pendidikan
- Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
- Transportasi
“Kami telah mengajukan, membuat roadmap riset ke depan kepada Presiden Jokowi, yang dinamai Rencana Induk Riset Nasional (RIRN)/National Masterplan Research. Dari 10 bidang ini salah satunya adalah bidang kesehatan dan obat-obatan. Kami berharap Forum Riset Life Science Nasional (FRLSN) dapat berjalan secara berkelanjutan guna mendukung program pemerintah tersebut,” ungkap Nasir pada pembukaan Forum Riset Life Science Nasional (FRLSN) di Hotel Pullman Central Park, Jakarta (13/9).
Hal itu disampaikan dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis dari Kemenristekdikti, Jumat (14/9/2018).
Direktur Utama PT. Bio Farma Rahman Roestan mengapresiasi dukungan dan perhatian pemerintah kepada Forum Riset Life Science Nasional (FRLSN).
Rahnan mengajak peneliti untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak guna menciptakan kemandirian farmasi nasional sebagai bentuk kontribusi untuk Indonesia.
“Kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah, yakni Kemenristekdikti, KemenBUMN,Kemenkeu, Kemenkes dan Bappenas. Kami berharap terjadi penguatan sinergi dari berbagai elemen seperti akademisi, pelaku industri, pemerintah, community dan media, yang lebih intensif lebih cepat mendorong hilirisasi hasil riset life science, dan mendorong strategi kolaborasi riset meng-input beragam pemikiran, dan terobosan,” tutur Rahman.
Rahman Roestan berharap forum nasional dapat menginspirasi forum-forum internasional lainnya, seiring ditunjuknya Indonesia sebagai Centre of Excellence (CoE) The Organization Of Islamic Cooperation (OIC) atau Pusat Riset Vaksin Organisasi Kerjasama Islam (OKI).