Bisnis.com, JAKARTA -- Gempa bumi bertubi-tubi di Lombok, Nusa Tenggara Barat menyebabkan banyak keluarga kehilangan anggota keluarga, harta benda tak bersisa, bahkan rumah rata dengan tanah.
Dinas Sosial Provinsi NTB dan Posko Induk hingga 25 Agustus 2018 mencatat sebanyak 563 jiwa meninggal, 1.116 mengalami luka berat/rawat inap, 71.937 rumah rusak dan 417.529 jiwa mengungsi.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sejak gempa mengguncang NTB pada 29 Juli lalu, Kementerian Sosial telah melakukan berbagai langkah Tanggap Darurat pemenuhan kebutuhan dasar.
Baca Juga
Muai dari tempat tinggal sementara, kebutuhan permakanan, pengerahan Tim Penanganan Terpadu untuk proses pendampingan dan verifikasi data sampai masa tanggap darurat berakhir, serta menyerahkan santunan bagi ahli waris korban meninggal.
Secara keseluruhan bantuan sosial tanggap darurat dari Kementerian Sosial mencapai 1,2 triliun terdiri dari bantuan logistik, santunan ahli waris, paket sembako, beras reguler, peralatan dapur keluarga, bansos PKH dan BPNT.
"Seluruh upaya tersebut adalah wujud Negara Hadir dalam memberikan perlindungan dan jaminan sosial kepada rakyat yang tertimpa bencana. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar korban bencana harus mendapat prioritas utama, maka Kementerian Sosial akan terus memberikan pendampingan dan dukungan penuh kepada Pemprov NTB untuk melaksanakan Prores Rehabilitasi Sosial Pascagempa," paparnya dalam rilis yang diterima Bisnis, Minggu (26/8/2018).
Mensoso langsung gerak cepat menuju Provinsi NTB usia dilantai presiden Joko Widodo. Dalam kunjungannya tersebut Menteri memantau dan melanjutkan proses rehabilitasi sosial dan perlindungan sosial setelah masa tanggap darurat gempa bumi berakhir, Sabtu malam (25/8).