Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Turki mencapai kesepakatan dengan pemasok senjata asal Rusia Rosoboronexport untuk membeli rudal canggih S-400. Hebatnya, impor rudal tersebut dibayar dengan mata uang Lira Turki, bukan dengan dolar Amerika Serikat.
Laporan kantor berita Interfax yang dikutip Reuters menyebutkan pesanan rudal S-400 itu akan dikirim tahun 2019.
"Rusia akan mulai mengirimkan sistem peluru kendali canggih S-400 ke Turki tahun 2019," tulis laporan Interfax tersebut Selasa (21/8/2018.
S-400 adalah rudal canggih anti pesawat yang mampu menembak pesawat dalam jarak 400 kilometer.
Rudal S-400 juga bisa difungsikan sebagai rudal anti rudal yang mampu menembak rudal lawan dalam jarak 60 kilometer.
Laporan itu tidak merinci jumlah rudal S-400 yang akan dibeli Turki. Yang jelas, harga satu set sitem rudal S-400 adalah US$400 juta atau sekitar Rp5,8 triliun dengan asumsi kurs dolar Rp14.500.
Tak pelak, rencana Turki tersebut membuat Amerika Serikat kegerahan, karena pesawat tempurnya bisa menjadi sasaran empuk rudal S-400.
Negeri Paman Sam itu telah menyatakan kekhawatirannya bahwa rencana pengerahan S-400 buatan Rusia itu bisa mengganggu keamanan sejumlah persenjataan buatan AS yang dipakai oleh Turki, termasuk jet F-35 yang rencananya juga akan dibeli Turki.
Apakah ini merupakan trik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengertak AS? Yang jelas, transaksi belanja rudal S-400 dengan mata uang Lira Turki secara ekonomi akan membuat nilai tukar Lira Turki kian menguat.