Bisnis.com, TARAKAN – Sebanyak 23 siswa sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah luar biasa (SLB) DKI Jakarta tiba di Balai Adat Tidung di Tarakan, Kalimantan Utara.
Kehadiran pelajar se bagai bagian dari program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) yang diadakan oleh Kementerian BUMN.
Wajah siswa-siswi berprestasi ini tampak gembira dan menunjukan antusiasme untuk mengikuti acara Penerimaan Siswa Mengenal Nusantara (SMN) Provinsi Kaltara 2018 di Balai Adat Besar Tidung yang dihadiri oleh Kepala Balai Adat Besar Tidung, Mochtar Basry Idris dan Kepala Corporate Communication PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana.
Kepala Corporate Communication PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan Kementerian BUMN menunjuk PT Pupuk Indonesia untuk melaksanakan program SMN ke Kaltara.
Dia mengatakan para siswa mengaku antusias ketika terpilih mewakili sekolah dan wilayahnya untuk mengikuti program ini.
"Seluruh peserta SMN berkesempatan melakukan wisata edukasi ke Konservasi Mangrove dan Bekantan di Tarakan. Selain memperlajari ekosistem mangrove, mereka dapat mengamati langsung tingkah lucu satwa bekantan yang menjadi ikon pariwisata Kota Tarakan," ujarnya.
Usai berkeliling di Konservasi Mangrove dan Bekantan pada Minggu (12/8/2018), para pelajar langsung menuju Balai Adat Besar Tidung untuk memperlajari budaya masyarkat asli Tarakan yaitu masyarakat Tidung.
Para pelajar tampak antusias mendengar penjelasan tentang seluk beluk bentuk bangunan adat, silsilah kerajaan, sejarah masyarakat Tidung, serta bertemu langsung dengan Kepala Adat Besar Tidung.
“Program SMN ini bertujuan agar siswa bisa mengenal keragaman Nusantara terlebih Kalimantan Utara, mulai dari budaya, bahasa, pariwisata, potensi daerah hingga peran BUMN hingga pelosok negeri,” ucap Wijaya.
Dia menambahkan program untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air seperti ini penting untuk terus dilakukan untuk membentuk generasi muda yang nasionalis. "Generasi inilah nantinya yang memimpin dan membangun negeri."
Salah satu pelajar, Hagya Parama, mengaku sangat senang akhirnya bisa langsung menjelajah Kaltara. Dia mengaku baru kali ini ke Kalimantan dan selama ini hanya tahu lewat Internet dan buku.
"Saya ingin lebih mengenal Kaltara lebih banyak lagi. Saya ingin memperluas pengetahuan dan mendapat teman-teman baru dari berbagai daerah. Jadi, ketika kembali ke Jakarta, saya bisa menginspirasi teman-teman di sekolah,” tuturnya.
Hagya adalah siswa SMA 1 Jakarta Pusat. Siswa kelas 11 ini terpilih mewakili wilayahnya untuk mengunjungi wilayah terluar Indonesia tepatnya di Pulau Sebatik, Kaltara.
Hagya bersama 22 siswa siswi berprestasi lainnya tiba di Tarakan pada Sabtu (11/8/2018) dan langsung mengunjungi Rumah Kreatif BUMN, Museum Pertambangan, dan Kunjungan Wisata Sejarah Perang Dunia II.
Alfareza, siswa difabel asli Jakarta, didampingi pendampingnya, mengungkapkan hal serupa. Alfareza bangga karena bisa terpilih di antara teman-teman lainnya untuk mewakili wilayahnya.
Tak hanya belajar sejarah, budaya dan bahasa, melalui kunjungan ke ruang kreatif BUMN, Alfareza mengaku mendapatkan ilmu baru tentang program-program BUMN melalui usaha kecil menengah UKM di berbagai daerah.