Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres 2019: Sikap PBB Tunggu Ijtima Ulama GNPF

Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang atau PBB masih menanti hasil ijtima terbaru Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama untuk menentukan sikap dalam Pemilihan Umum Presiden 2019.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra (kedua kanan) dicium oleh Ketua Mahkamah Partai M Yasin Ardhy (kedua kiri) usai sidang ajudikasi antara PBB dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Gedung Bawaslu, Jakarta, Minggu (4/3). Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memutuskan Partai Bulan Bintang sah sebagai peserta Pemilu 2019. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra (kedua kanan) dicium oleh Ketua Mahkamah Partai M Yasin Ardhy (kedua kiri) usai sidang ajudikasi antara PBB dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Gedung Bawaslu, Jakarta, Minggu (4/3). Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memutuskan Partai Bulan Bintang sah sebagai peserta Pemilu 2019. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang atau PBB masih menanti hasil ijtima terbaru Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama untuk menentukan sikap dalam Pemilihan Umum Presiden 2019.

Sampai sejauh ini, partai politik berbasis massa Islam itu belum menyatakan dukungan bergabung ke kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno atau Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Padahal, PBB memiliki 1,82 juta suara sah nasional pada Pemilihan Umum Legislatif 2014.

Ketua DPP PBB Bidang Pemenangan Presiden Sukmo Harsono mengatakan sikap netral itu diambil karena partainya masih berpegang pada rekomendasi ijtima ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama. Dalam forum yang digelar 27-29 Juli itu, Prabowo direkomendasikan sebagai bakal calon presiden, sedangkan pendampingnya adalah Salim Segaf Al Jufri atau Ustaz Abdul Somad Batubara.

Faktanya, Prabowo menggandeng Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sebagai pasangannya dalam Pilpres 2019. Menurut Sukmo, duet tersebut belum dikonsultasikan dengan Ketua Umum DPP PBB Yusril Ihza Mahendra.

“Makanya Pak Yusril belum menetapkan mendukung kedua calon presiden dan wakil presiden,” katanya kepada Bisnis, Senin (13/8/2018).

Meski demikian, Sukmo mengatakan PBB masih terbuka untuk mendukung salah satu kontestan. Apalagi, GNPF Ulama dikabarkan akan menggelar ijtima lanjutan setelah penetapan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

“Bisa jadi [kami ikuti] apabila hasil itjima itu sesuai dengan masukan para pengurus PBB di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,” ujarnya.

Kendati tidak memiliki kursi di DPR, Sukmo mengingatkan bahwa PBB mempunyai anggota DPRD di seantero Indonesia dan menyimpan hampir 1,9 juta suara sah nasional pada Pileg 2014. Karena itu, kata dia, PBB akan menentukan dengan hati-hati kontestan Pilpres 2019 mana yang akan didukung.

Sebelum mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum, rekomendasi ijtima GNPF Ulama sempat membuat embrio koalisi pengusung Prabowo terbelah. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) awalnya bersikeras agar Partai Gerindra menjalankan rekomendasi tersebut.

Namun, menjelang pendaftaran PKS dan PAN akhirnya bersedia menerima Sandiana Uno yang bukan ulama sebagai pendamping Prabowo. Bahkan, tiga parpol itu mendapatkan tambahan dukungan dari Partai Demokrat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper