Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Kesehatan RI melalui Pusat Krisis Kesehatan menyebutkan ada 87 tenaga kesehatan tambahan dari berbagai lembaga yang dikerahkan untuk membantu pelayanan kesehatan pascagempa di Nusa Tenggara Barat.
87 Tenaga Kesehatan itu terdiri dari 20 Personil Kemenkes RI, 20 Personil dari RSUP Sanglah, 20 Personil Tenaga kesehatan dari Universitas Airlangga, 15 Personil Tenaga Kesehatan dari Universitas Gajah Mada, dan 12 Personil Tenaga Kesehatan Universitas Hasanuddin.
20 Personil Tenaga Kesehatan RSUP Sanglah terdiri dari ahli bedah ortopedi, bedah umum dan perawat, 3 Ambulan dan timnya, dan 5 Tenda RS Lapangan.
20 Personil Tenaga Kesehatan dari Unair terdiri dari 10 Ortopedi, 4 Anestesi, 1 Ahli Bedah Umum, dan 5 perawat.
12 Personil Tenaga Kesehatan dari Unhas terdiri dari 3 ahli bedah ortopedi, 1 ahli bedah Toraks, 1 perawat, dan 5 orang Publik Safety Center (PSC).
15 Personil Tenaga Kesehatan dari UGM terdiri dari Ahli Bedah Ortopedi, Dokter Spesialis Anak, Dokter Umum dan Bedah Umum.
Dijelaskan juga bahwa semua tindakan bedah hanya dapat dilakukan di Rumah sakit Definitif di Kota Mataram dan Lombok Timur.
Gempa bumi terjadi Nusa Tenggara Barat pada hari Minggu, tanggal 5 Agustus 2018, pukul 18:46:35 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG pusat gempa bumi utama berada pada koordinat 8,37° LS dan 116,48° BT, dengan magnitudo 7,0 SR pada kedalaman 15 Km, berjarak 27 Km timur laut Lombok Utara.