Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemberdayaan Keluarga Rentan, Perguruan Tinggi Diminta Berperan Aktif

Perguruan tinggi diminta berperan aktif menyelesaikan permasalahan yang dihadapi keluarga rentan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/6)./Antara-Sigid Kurniawan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/6)./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com,JAKARTA- Perguruan tinggi diminta berperan aktif menyelesaikan permasalahan yang dihadapi keluarga rentan.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengatakan bahwa aktualisasi diri seorang perempuan bagi masyarakat tidak terlepas dari pola kehidupan sehari-hari yang dijalani di dalam keluarganya.

Dalam meningkatkan ketahanan keluarga dan peran perempuan, lanjutnya, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menggandeng Perguruan Tinggi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh keluarga,  khususnya keluarga yang rentan.

“Bagi setiap individu, keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat serta tempat pertama dan utama. Pembagian peran dalam mempertahankan keutuhan keluarga, harus dilakukan secara sinergi yang berbasis pada kemitraan gender,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Jumat (3/8/2018).

Dia melanjutkan, ketahanan keluarga yang kurang baik seperti perceraian keluarga, kekerasan dalam rumah tangga akan berdampak buruk bagi proses tumbuh kembang anak. Sejak 2009 - 2016, kenaikan angka perceraian meningkat 16%-20%. Pada 2015 lalu, setiap satu jam terjadi 40 sidang perceraian atau sekitar 340.000 lebih gugatan cerai.

“Ketika perceraian terjadi, anak terluka secara batin, merasa tidak aman dan seringkali tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orangtuanya. Keluarga rentan seperti inilah yang harus kita lindungi. ” tambahnya.

Guna membantu masyarakat dan menyelamatkan keluarga rentan,Yohana mengajak kaum akademisi khususnya para mahasiswa untuk secara aktif, salah satunya dengan mengembangkan gagasan One Student Saves One Family (OSSOF).

“Mahasiswa sebagai insan intelektual dapat berperan aktif membantu mencarikan akses bagi penyelesaian masalah yang dihadapi keluarga, serta mampu membuka akses pada berbagai sumber daya untuk menyelamatkan keluarga yang rentan,” katanya.

Gagasan OSSOF menjadi penting bukan hanya manfaat jangka pendek, namun juga secara jangka panjang. Para mahasiswa dapat mempelajari tahapan-tahapan untuk berperan aktif dan berkontribusi secara maksimal untuk membantu menyelesaikan masalah khususnya yang terkait dengan perempuan dan anak yang dihadapi oleh keluarga rentan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper