Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan pelatihan bimbingan teknis Program Penguatan Pendidikan Karakter secara bertahap di empat kawasan, yakni Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Jawa Timur.
Bimbingan teknis (Bimtek) program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ini diberikan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah penyelenggara Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK).
“Pelatihan program PPK kepada penyelenggara pendidikan khusus tahun ini kami tujukan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah. Tahap pertama sudah kami lakukan di Semarang, sekarang tahap kedua kami lakukan di Makassar,” ungkap Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Bambang Winarji dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (30/7/2018).
Pelatihan Program PPK di Sulawesi Selatan diberikan kepada 79 kepala sekolah dan 11 pengawas sekolah penyelenggara pendidikan khusus.
“Dengan pelatihan yang diberikan ini diharapkan para pelaku pendidikan, pengelola pendidikan, khususnya kepala sekolah dan pengawas sekolah, dapat memahami penerapan program PPK dan memberikan teladan kepada para guru dan siswa di sekolah masing-masing,” lanjutnya.
Usai pelatihan ini, kepala sekolah diharapkan dapat memberikan perubahan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah masing-masing, dengan mengutamakan nilai-nilai keagamaan, kejujuran, toleransi, kedisiplinan, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) Kemendikbud Hendarman, yang ikut memberikan pembekalan kepada peserta pelatihan, menerangkan PPK merupakan salah satu kebijakan strategis Kemendikbud dan sudah dijalankan secara bertahap di setiap satuan pendidikan.
“Kita perlu galakkan supaya kepala sekolah sebagai pemeran utama dapat bersinergi dengan tripusat pendidikan,” ujarnya.
Hendarman mengakui pengimplementasian PPK di Satuan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus tidak dapat dilakukan sama dengan sekolah regular lainnya dan masih memerlukan kerja keras.
Dalam pelatihan ini, kepala sekolah diharapkan dapat saling bertukar pikiran praktik maupun penerapan PPK dan melihat bagaimana penerapannya di sekolah yang telah melaksanakannya.
Para kepala sekolah dan pengawas sekolah juga diharapkan bisa membuat perubahan di sekolah dengan menumbuhkan semangat penguatan pendidikan karakter. Para kepala sekolah diminta dapat mengombinasikan, memadukan antara kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
“Dengan bantuan kepala sekolah, apabila kita kekurangan narasumber belajar, maka kita harus dapat mengaktifkan berbagai pihak yang ada di lingkungan, termasuk orang tua dan masyarakat. Mari kita berbagi pengalaman terbaik kita tentang penerapan PPK karena dengan pengalaman itu kita dapat memperkuat sumber-sumber belajar yang ada di sekolah kita masing-masing,” terangnya.