Bisnis.com, JAKARTA—Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dipastikan memenangkan pemilu setelah penghitungan suara selesai dilakukan Minggu (29/7/2018).
Kemenangan itu diwarnai tudingan kelompok hak azasi manusia bahwa pemilu berlangsung penuh intimidasi selain tidak ada lawan yang berarti bagi sang petahana.
Komisi Pemilihan Nasional (NEC) menyatakan dalam konferensi pers bahwa jumlah pemilih mencapai 80,49%. Akan tetapi total raihan suara yang didapat Hun Sen belum bisa dikonfirmasi.
Pada pemilihan umum sebelumnya pada 2013, jumlah pemilih hanya 69,61%.
"Jumlah total orang yang memilih adalah 6,74 juta atau sekitar 80,49%. Ini adalah keberhasilan pemilihan," kata Sik Bun Hok, ketua NEC, dalam konferensi pers yang disiarkan televisi sebagaimana dikutip Channelnewsasia.com, Minggu (29/7/2018). Sebanyak 8,3 juta orang terdaftar untuk memilih.
"Kali ini lebih tinggi dan Kamboja seharusnya bangga," ujarnya.
Yoeung Sotheara, seorang analis pemilihan umum dan ahli hukum yang sebelumnya bekerja sebagai pemantau pemilu di Kamboja, mengatakan hasil pemiu kali ini merupakan yang terbaik dibandingkan dengan hasil pemilihan pemerintah lokal nasional pada tahun 2017. Reformasi elektoral pada tahun 2016 telah mempermudah orang untuk mendaftar di mana mereka tinggal.
Pada satu tempat pemungutan suara di sebuah sekolah tampak tenang dengan beberapa pemilih memberikan suara mereka di tengah cuaca panas.
Sedangkan sorang turis Belanda yang mengunjungi Kamboja pada hari libur mengatakan dia tidak menyadari itu adalah hari pemilihan.
"Apakah ini hari pemilihan? Aku tidak tahu. Sepertinya sangat sepi, seperti hari Minggu biasa," kata si turis, yang menolak diidentifikasi untuk melindungi privasinya.