Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 20.400 pasang sandal atau 10% dari jumlah jemaah haji regular yang sebanyak 204.000 orang.
Sandal akan diberikan kepada jemaah haji yang kehilangan sandal khususnya sepulang dari beribadah di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram.
Kepala Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eka Jusup Singka mengatakan sandal yang disediakan merupakan upaya pengendalian faktor risiko terhadap bahaya cuaca panas.
Jemaah haji asal Indonesia juga selalu diingatkan untuk selalu menggunakan alas kaki saat keluar dari pondokan. Tujuannya, untuk melindungi jemaah agar kakinya tidak melepuh.
Namun, tidak semua jenis sendal dapat digunakan.
"Sandal yang disediakan sesuai dengan rekomendasi medis dan bukan sendal jepit," terangnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (26/7/2018).
Koordinator Tim Promotif Preventif Dian Shinta menjelaskan bahwa untuk beberapa kasus, penggunaan sandal jepit justru dapat menyebabkan lecet.
"Dikhawatirkan sela-sela jari kaki jemaah akan mudah terluka karena gesekan. Terutama bagi jemaah yang memiliki riwayat penyakit diabetes atau kencing manis, sama sekali tidak diperkenankan menggunakan sendal jepit," tegasnya.
Dian mengingatkan agar jemaah membawa sendiri sandalnya ke dalam masjid dan tidak dititipkan ke jamaah lain. Sandal bisa dimasukkan dalam kantong plastik agar mudah dibawa.
Selain sandal, Kemenkes juga menyiapkan 204.000 tas plastik dan dibagikan bersama kacamata hitam dan payung. Jumlah ini sesuai dengan jumlah jemaah haji reguler yang berhaji tahun ini.
Sandal merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang disiapkan pemerintah dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Turut disiapkan pula payung, kacamata, masker, dan semprotan air.