Bisnis.com, JAKARTA -- Pantauan satelit mengindikasikan Korea Utara sudah mulai menghancurkan fasilitas pengembangan nuklirnya, sesuai dengan komitmen denuklirisasi negara di Semenanjung Korea itu.
Foto satelit dari wadah pemikir (think tank) 38 North tertanggal 20 Juli 2018 menunjukkan adanya pekerjaan penghancuran gedung di Stasiun Peluncur Satelit Sohae (Sohae Satellite Launching Station). Tempat itu digunakan untuk merakit kendaraan peluncur roket angkasa dan mengembangkan mesin misil balistik dan pesawat luar angkasa.
"Fasilitas-fasilitas ini diyakini berperan penting dalam pengembangan teknologi program misil balistik antarbenua Korea Utara (Korut), menunjukkan kepercayaan diri yang besar di sisi Korut," papar 38 North dalam laporannya, seperti dilansir Reuters, Selasa (24/7/2018).
Laporan ini disampaikan di tengah banyaknya keraguan terhadap komitmen Korut terkait denuklirisasi, seperti yang telah disampaikan pemimpin Korut Kim Jong Un dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura pada pertengahan Juni 2018.
Pasalnya, tidak ada detail yang disampaikan oleh Korut mengenai rencana denuklirisasi mereka.
Managing Editor 38 North Jenny Town menyatakan penghancuran di Sohae bisa menjadi langkah penting untuk melanjutkan negosiasi.
"Hal ini bisa berarti bahwa Korut juga bersedia menghentikan peluncuran satelitnya untuk sementara waktu, bersamaan dengan uji coba nuklir dan misil. Langkah ini menjadi perbedaan yang penting dengan pembicaraan di masa lalu," tuturnya.
Sebelumnya, usai pertemuan dengan Kim, Trump pernah menyampaikan bahwa Kim bersedia menghancurkan salah satu fasilitas uji coba mesin misilnya dalam waktu dekat.
Pemerintah AS pun telah mengeluarkan semacam ancaman kepada Pyongyang untuk segera menepati janji denuklirisasi atau menghadapi sanksi ekonomi baru.
Namun, pada Senin (23/7), Trump kembali menggunakan Twitter untuk membantah adanya laporan bahwa dia tidak senang dengan lambatnya progres denuklirisasi ini.
"Tidak ada roket yang diluncurkan oleh Korut selama 9 bulan. Demikian juga dengan uji coba nuklir. Jepang bahagia, seluruh Asia bahagia. Tetapi media bohong selalu mengatakan, tanpa pernah bertanya kepada saya (selalu menggunakan sumber anonim), bahwa saya marah karena hal ini tidak berjalan dengan cepat. Salah, sangat bahagia!" paparnya.