Bisnis.com, PANGKALPINANG - Narkoba dan sapi selintas tidak memiliki hubungan apa pun. Tapi, hal itu bisa berbeda jika dikaitkan dengan program untuk mendukung proses asimilasi penghuni Lapas Narkoba.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan membantu Lapas Narkotika Kelas II Kota Pangkalpinang sebanyak 400 ekor indukan sapi, guna mendukung program asimilasi narapidana di lembaga permasyarakatan daerah itu.
"Bantuan indukan sapi ini disalurkan apabila Kemenkumham telah menyediakan kandang ternak," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan sebanyak 400 sapi bantuan tersebut berasal dari usaha peternakan yang dikelola badan usaha milik desa. Oleh karena itu, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan BPKP agar program pemberdayaan narapidana narkoba ini berjalan dengan baik.
"Setelah kandangnya ada, nanti saya akan meminta BUMDes untuk membantu menyediakan bibit sapi. Pekerja yang mengurusi peternakan sapi nantinya merupakan warga binaan lapas," ujarnya.
Menurut dia kebutuhan daging sapi di Bangka Belitung sangat tinggi. Apalagi menjelang perayaan hari besar agama seperti Lebaran Idul Fitri, kebutuhan sapi masyarakat mencapai ribuan ekor per bulan.
"Ini menjadi kesempatan yang baik, jika Kemenkumham ingin menjalankan program integrasi asimilasi warga binaan," katanya.
Erzaldi mengatakan warga binaan harus diberikan banyak kegiatan, sehingga tidak akan lagi menoleh pada hal-hal penyalahgunaan narkoba. Mengenai peternakan ini, hendaknya menjadi pertimbangan Kemenkumham dan tentunya bisa ditularkan ke daerah lain.
"Ketergantungan narkoba sangat berbahaya merusak diri sendiri, keluarga dan masa depan bangsa ini. Oleh karena itu, warga binaan tidak bisa dibiarkan begitu saja dan pemulihan mereka menjadi tanggung jawab bersama, termasuk peran masyarakat paling bawah," katanya.