Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat diprediksi hanya menjadi ajang pengukuhan putera sulung Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, sebagai jagoan partai itu di Pemilihan Umum Presiden 2019.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menjelaskan Demokrat memang belum memutuskan apakah bergabung dengan jajaran parpol pengusung calon presiden petahana atau merapat ke poros penantangnya.
Menurut dia, pertimbangan utama partai itu berkoalisi adalah jaminan meminang AHY.
“Rapat Majelis Tinggi itu formal-formalan saja. Ujung-ujungnya kan mengikuti maunya Pak SBY yakni mendorong anaknya maju sebagai capres atau cawapres,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (9/7/2018).
Kemarin, Majelis Tinggi Demokrat menggelar pertemuan yang dipimpin langsung oleh SBY. Sayangnya, hasil rapat organ pengambil keputusan strategis Demokrat itu belum diumumkan kepada publik.
Pekan lalu, Wakil Ketua Umum DPP Demokrat Syarief Hasan telah mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo memuji-muji sosok AHY sebagai sosok calon pemimpin muda potensial.
Baca Juga
Lingkaran Survei Indonesia pun membuat beberapa skenario potensi tandem AHY pada Pilpres 2019.
Hasilnya, pensiunan mayor TNI itu memiliki elektabilitas tertinggi bila disandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Duet Anies-AHY dengan elektabilitas sebesar 33,4% lebih tinggi dari skenario pasangan Gatot Nurmantyo-AHY dan Prabowo Subianto-AHY yang masing-masing memiliki tingkat keterpilihan 21,5% dan 12,3%.
Survei digelar LSI dari 28 Juni-5 Juli dengan mengambil sampel 1.200 responden dari seluruh Indonesia. Marjin kesalahan dalam survei sebesar +/-2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.