Bisnis.com, JAKARTA – Musim panas Inggris yang terpanas selama empat dekade mengancam pertanian gandum dan meningkatkan prospek kenaikan impor atau harga biji-bijian yang menjadi semakin murah.
Cuaca yang panas dan kering dalam dua bulan terakhir mebuat para petani dan sejumlah analis harus menurunkan ekspektasi panen tahun ini di pertanian biji-bijian terbesar ketiga di Uni Eropa. Saxon Agriculture menyebutkan bahwa masalah tersebut mendorong harga gandum Inggris premium dari milik Prancis tertinggi selama setahun.
Musim panas kali ini dianggap sebagai yang terpanas sejak 1976 dan sedikit curah hujan diperkirakan akan muncul pada beberapa pekan kedepan, yang mendorong perdagangan berjangka gandum Inggris ke level tertingginya selama empat tahun.
“Gelombang panas telah melanda pertanian gandum lebih dari biasanya, karena sebelumnya cuaca yang basah pada musim dingin lalu telah menghambat pertumbuhan tanaman, membuat tanaman lebih rentan pada kekeringan saat musim panas,” ujar Tom Bradshaw, petani di Essex, Inggris.
Sejumlah analis juga mengatakan bahwa hasil panen akan mengalami penurunan ke level terendah sejak 2013. Outlook tersebut muncul setelah melihat adanya pengetatan pasokan dan penguatan permintaan yang berarti Inggris diperkirakan harus mengimpor gandum lagi untuk tiga musim berturut-turut.
“Kami saat ini dalam premium dari Matif, keadaan yang cukup langka. Kami harus mengimpor lagi dan mulai tercermin pada pasar gandum Inggris lebih buruk dari gandum Eropa,” ujar Mark Smith, direktur perdagangan biji-bijian Saxon Agriculture.
Baca Juga
Gandum Inggris dihargai sekitar 4,50 pound sterling atau sekita US$6 per ton lebih mahal dari gandum Prancis, premium terbesar sejak Mei 2017.
Inggris mengalami musim panas terpanas kedua sejak 1910 pada Mei, dan Juni menjadi bulan paling kering sepanjang sejarah. Cukup langka bagi Inggris untuk mengalami musim panas dan kering dalam waktu yang cukup panjang.
“Inggris sedang menuju rekor musim panas terhangat dan terkering sejak 1976, dan belum ada tanda akan usai. Tidak ada curah hujan sama sekali hingga pertengahan bulan ini [Juli] dalam bentuk apapun dalam ramalan cuaca,” kata Jim Dale, ahli risiko meteorologi British Weather Service.
Sinar matahari biasanya memberikan manfaat bagi kualitas gandum yang saat ini membuat tanaman itu lebih cepat tumbuh dari masa panen seharusnya, tapi dengan panas dan kering yang berkepanjangan bisa mengurangi hasil panen.
Bradshaw, yang juga menjabat sebagai kepala National Farmers Union, dewan gabungan petani, saat ini melihat produksi gandum Inggris sebanyak 13,5 juta metrik ton, lebih sedikit dibandingkan dengan perkiraan sebanyak 14,5 juta metrik ton.
CRM AgriCommodities juga memangkas prediksi panen gandum Inggris untuk masa panen 2018 – 2019 yang dimulai pada bulan ini menjadi 14 juta ton – 14,3 juta ton.
“Jika hasil panennya di bawah 14 juta ton maka akan memberikan nilai bullish bagi pasar,” tutur Benjamin Bodart, Direktur Newmarket CRM AgriCommodities.
Outlook untuk produksi di Prancis juga memburuk, pemasok utama gandum ke UK Strategies Grains pada pekan lalu menurunkan proyeksi produksi hingga 4,6 juta ton karena hasil panennya menurun.
Kekeringan di seluruh wilayah Eropa Utara juga membuat Uni Eropa harus memangkas perkiraan hasil panen gandum, jelai (barley), dan rapeseed pada bulan lalu.
“Saya tidak yakin karena harus memanen tanaman jelai musim dingin saya pekan depan. Apabila jelainya buruk maka saya akan lebih khawatir ke seluruh jenis tanaman lain yang akan dipanen setelahnya,” ujar Bradshaw.