Bisnis.com, JAKARTA -- Politisi Malaysia Anwar Ibrahim mengimbau semua pemimpin politik dapat memiliki keseimbangan, etika, dan keadilan. Hal itu pula yang harus diberikan di dalam pengusutan kasus korupsi 1MDB yang menyeret Mantan PM Najib Razak.
"Najib akan diadili dengan adil. Saya pendukung negara hukum. Hukum tidak mengenal kedudukan besar dan kecil," kata Anwar ketika berpidato di acara ECGL Leadership Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Dia menjelaskan, yang akan menentukan hasil peradilan Najib adalah due process, bahwa Najib harus menjawab segala tuduhan yang diberikan kepadanya.
Dia menyayangkan hal serupa tidak diterimanya ketika dia dipecat dan dipenjarakan oleh PM Mahathir Mohamad pada 1998.
Namun, dia menyatakan telah memaafkan Mahathir. Kendati kedua putrinya menginginkan kata [permohonan] "maaf" diucapkan langsung oleh PM tertua di dunia tersebut.
"Dia [Mahathir] datang kepada saya, katanya 'Anwar, saya kira sekarang saatnya kita bekerja sama karena pemerintah sekarang begitu korup dan bersama-sama membangun neger ini'," kenang Anwar Ibrahim.
Anwar menambahkan, baginya hal itu sudah lebih dari permintaan maaf. Kini, dia ingin memberikan seluruh keleluasaan kepada Mahathir sementara dirinya akan melawat ke luar negeri dan menyambung tali silaturahmi dengan sahabat-sahabatnya.