Bisnis.com, JAKARTA – Hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 diumumkan besok, Selasa (3/7/2018) pada pukul 17.00 WIB
Pengumuman hasil SBMPTN bisa dilihat di http://pengumuman.sbmptn.ac.id.
Berdasarkan informasi dari panitia SBMTN 2018 seperti dilansir www.sbmptn.ac.id yang dikutip Senin (2/7/2018), ada perbedaan penilaian ujian tertulis SBMPTN 2018 dengan SBMPTN 2017.
Metode penilaian ujian tertulis pada SBMPTN 2018 tidak hanya memperhitungkan jumlah soal yang dijawab dengan benar dan salah oleh peserta, tetapi juga memperhitungkan karakteristik setiap soal khususnya tingkat kesulitan relatif dan sensitifitasnya dalam membedakan kemampuan peserta.
Metode penilaian ujian tertulis SBMPTN di tahun 2017 dan tahun-tahun sebelumnya dilakukan dengan menggunakan skor total dari jawaban peserta tes terhadap soal-soal tes yang diberikan.
Metode penilaian oleh Panitia Pusat dilakukan melalui 3 tahap, sebagai berikut:
a. Tahap I, seluruh jawaban peserta SBMPTN 2018 akan diproses dengan memberi skor 1 (satu) pada setiap jawaban yang benar, dan skor 0 (nol) untuk setiap jawaban yang salah atau tidak dijawab/kosong.
b. Tahap II, dengan menggunakan pendekatan Teori Response Butir (Item Response Theory) maka setiap soal akan dianalisis karakteristiknya, diantaranya adalah tingkat kesulitan relatifnya terhadap soal yang lain, dengan mendasarkan pada pola response jawaban seluruh peserta tes tahun 2018. Dengan menggunakan model matematika, maka akan dapat diketahui tingkat kesulitan soal-soal yang dikategorikan relatif mudah, sedang, maupun sulit.
c. Tahap III, karakteristik setiap soal yang diperoleh pada Tahap II digunakan untuk menghitung Skor setiap peserta. Soal-soal yang relatif sulit akan mendapatkan bobot yang lebih tinggi dibanding soal-soal yang relatif lebih mudah. Tahap-tahap penghitungan skor ini dilakukan oleh tim yang memiliki kompetensi di bidang pengujian, pengukuran dan penilaian.
Dengan metode penilaian baru ini, maka setiap peserta yang dapat menjawab jumlah soal yang sama dengan benar, akan dapat memperoleh nilai yang sama atau berbeda tergantung pada soal mana saja yang mereka jawab dengan benar.
Contoh: peserta A dapat menjawab dengan benar 5 soal yaitu nomor 1,5,7, 11 dan 13, sedangkan peserta B juga dapat menjawab 5 soal dengan benar yaitu nomor 1, 5, 9, 12 dan 15, kedua peserta tersebut kemungkinan akan mendapatkan skor akhir yang berbeda karena butir soal yang dijawab dengan benar oleh peserta A kemungkinan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dengan butir soal yang dikerjakan dengan benar oleh peserta B.
Metode penilaian ini sudah lama digunakan secara meluas di negara-negara maju di Amerika dan Eropa karena dengan menyertakan karakteristik setiap soal dalam penilaian, skor yang diperoleh akan lebih “fair” dan dapat membedakan kemampuan peserta dengan lebih baik.