Kabar24.com, JAKARTA — Kementerian Agama menilai petugas Media Center Haji (MCH) 1439 H/2018 M untuk bisa berinovasi dalam mengabarkan pemberitaan seputar haji kepada masyarakat di Indonesia maupun luar Indonesia.
Pasalnya, apabila tidak ada inovasi dan eksplorasi pemberitaan haji, isu dan kabar yang akan disampaikan kepada masyarakat dikhawatirkan tidak jauh berbeda dengan berita haji pada tahun-tahun sebelumnya.
"Inovasi pemberitaan human interest, misalnya mengungkap sisi lain seperti kampung-kampung di Mekah. Misalnya tentang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Arab Saudi dan menjadi petugas haji," papar Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Mastuki dalam keterangan tertulis di laman Kementerian Agama, Senin (2/7/2018).
Menurut Mastuki, Kemenag mencoba untuk melihat sisi lain di luar tugas utama dari MCH pada tahun ini. Sebabnya, ada banyak waktu yang longgar dan memungkinkan dilakukannya ekplorasi pemberitaan haji.
"Evaluasi dari tahun lalu, yang di Madinah ada masa-masa di mana teman-teman memasuki masa jenuh ketika di hari-hari terakhir. Nah ini masih panjang sekali. Waktu-waktu inilah sejatinya dapat dimanfaatkan untuk ekplor berita. Kalau mengambil referensi haji ya begitu-begitu saja," kata Mastuki.
"Silahkan coba membaca buku-buku terkait riwayat kota Madinah termasuk perkembangan terbaru. Misalnya, kota Madinah dari masa ke masa termasuk kebijakan haji dar Gubernur Madinah," sambung Mastuki.
Mastuki menambahkan perlunya internasionalisasi pemberitaan haji Indonesia dan mengabarkan kepada dunia. Hal ini didukung lantaran kebijakan haji Indonesia menjadi rujukan pelaksanaan haji di belahan dunia lainnya.
"Di Madinah juga ada ceramah-ceramah ba’da salat zuhur dengan berbahasa Indonesia. Ini juga menarik dengan mengambil sisi human interest-nya. Melihat fenomena ini, hemat saya bagi pemberitaan khususnya media online isu ini sangat menarik,” jelasnya.
Begitu juga dengan perputaran uang di Makkah dari jemaah haji asal Indonesia. Tiap jemaah perempuan biasanya wajib membawa pulang gelang dan kalung perhiasan.
“Perlu nuansa baru dalam pemberitaan, seperti ficer dan infografis. Prinsipnya kita kerja di sana bareng-bareng selama 24 jam," tegas Mastuki.
Mastuki menyatakan MCH adalah pusat kegiatan peliputan, informasi, dan publikasi tentang kegiatan penyelenggaraan ibadah haji, baik di Tanah Air maupun di Arab Saudi. MCH juga diharapkan menjadi tempat di mana masyarakat dapat memperoleh berita, mendapatkan akses informasi, serta menggunakan fasilitas yang ada dalam memenuhi kebutuhan informasi tentang penyelenggaraan haji.
"MCH hadir sebagai bagian dari komitmen Kementerian Agama dalam memberikan layanan informasi yang aktual, cepat, akurat, sejuk, dan objektif kepada masyarakat tentang seluruh proses penyelenggaraan ibadah haji. Ekspektasi dari MCH adalah layanan informasi publik, ruang konfirmasi publik, media edukasi publik," ujarnya.
Tim MCH berperan penting dalam mengedukasi masyarakat terkait, layanan fasilitas yang disiapkan pemerintah, peta lokasi perhajian, pola hidup dan tradisi di Arab Saudi termasuk keseimbangan antara ibadah dan kesehatan.