Bisnis.com, WASHINGTON - Meski sedang mengarah ke pembicaraan damai, Korut diduga secara diam-diam masih memproduksi bahan bakar untuk senjata nuklirnya.
Badan intelijen Amerika Serikat menduga Korea Utara meningkatkan pembuatan bahan bakar untuk senjata nuklir dalam beberapa bulan belakangan dan berupaya menyembunyikan kegiatan tersebut saat menggelar perundingan dengan Amerika Serikat, kata NBC News pada Jumat.
Penilaian terbaru dari badan intelijen itu nampak bertentangan dengan kesimpulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang setelah bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan bahwa "tidak ada lagi ancaman nuklir dari Korea Utara".
NBC mengutip lima pejabat Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa dalam beberapa bulan belakangan, Korea Utara meningkatkan pengayaan uranium untuk senjata nuklir, bersamaan dengan perundingan dengan Amerika Serikat.
Korea Utara mempunyai satu sarana nuklir rahasia, selain satu lokasi yang sudah diketahui umum di Yongbyon.
"Ada bukti tidak terbantahkan bahwa mereka berusaha menipu Amerika Serikat," kata sumber NBC.
CIA membantah berkomentar atas laporan NBC. Sementara itu Departemen Luar Negeri mengaku tidak bisa memastikan kebenarannya dan tidak berkomentar mengenai persoalan intelijen. Gedung Putih juga diam.
Laporan NBC semakin memperbesar kecurigaan banyak kalangan mengenai kesiapan Korea Utara untuk menghentikan program persenjataan yang sudah bisa mengancam Amerika Serikat.
Sumber NBC mengatakan bahwa keputusan Korea Utara untuk menghentikan program nuklir dan rudal menjelang pertemuan dengan Trump adalah tindakan yang tidak terduga.
Tetapi dia menambahkan, "Korea Utara masih terus berupaya menipu kami dalam hal jumlah fasilitas, jumlah persenjataan, dan jumlah rudal. Kami memantau hal ini dengan seksama."
Sementara itu, Jeffrey Lewis, direktur East Asia Nonproliferation Program, mengatakan ada dua hal yang sangat mengejutkan dari laporan NBC.
Sudah banyak orang tahu bahwa Korea Utara mempunyai satu fasilitas nuklir rahasia selain Yongbyon, kata dia.
"Penilaian dari intelijen Amerika Serikat menunjukkan ada lebih dari satu fasilitas. Ini artinya sedikitnya ada tiga, atau lebih," kata Lewis.
Dalam laporan ini Korea Utara juga nampak berniat untuk tetap merahasiakan sejumlah fasilitas pengayaan nuklir mereka.
"Dua hal ini menunjukkan bahwa Korea Utara berniat untuk mengungkap sejumlah fasilitas sebagai bagian dari proses denuklirisasi, namun merahasian yang lain," kata dia.
Dalam pertemuan dengan Trump, Kim sepakat "mengupayakan pelucutan nuklir di Semenanjung Korea". Namun, pernyataan bersama, yang ditandatangani keduanya, tidak menjelaskan bagaimana atau kapan Pyongyang menyerahkan senjata nuklir mereka.