Bisnis.com, JAKARTA -- Deutsche Bank AG cabang Amerika Serikat gagal dalam tahap kedua stress test tahunan yang dilakukan Federal Reserve. Pasalnya, bank investasi asal Jerman itu memiliki defisiensi yang meluas dan kritis atas pengendalian rencana modal perbankannya.
Penolakan rencana modal Deutsche Bank dengan suara bulat oleh Dewan Gubernur The Fed menjadi pukulan lain bagi kreditur Jerman itu, menurunkan sahamnya sebesar 1% dalam beberapa jam.
Adapun kondisi kesehatan keuangannya secara global juga berada di bawah pengawasan ketat sejak S&P memangkas dan mempertanyakan rencana perbankan untuk kembali kepada profitabilitas.
Padahal pekan lalu Deutsche Bank berhasil lolos dengan mudah dari stress test tahap pertama. Adapun tes tahap pertama mengukur tingkat modal perbankan terhadap resesi melalui tes yang paling ketat yang dilakukan The Fed.
Sementara tes tahap kedua pada Kamis (28/6/2018) lebih fokus kepada rencana perbankan terhadap modal, seperti pembayaran dividen dan investasi.
"Fokusnnya termasuk kelemahan material di dalam kapabilitas data perusahan dan dukungan pengendalian terhadap proses rencana modal mereka, begitu juga kelemahan di dalam upaya dan asumsi yang digunakan untuk memproyeksikan laba dan rugi di bawah tekanan," tulis The Fed melalui pernyataan seperti dikutip Reuters, Jumat (29/6/2018).
Kegagalan dalam stress test dari The Fed tersebut diperkirakan tidak akan berdampak kepada kekuatan Deutsche Bank untuk membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya.
Namun, Deutsche Bank diwajibkan membuat investasi substansial ke dalam sektor teknologi, operasional, manajemen risiko, juga melakukan perubahan di dalam pengaturannya.
Hal itu berarti bahwa Deutsche Bank tidak dapat memberikan distribusi terhadap induk perusahaannya di Jerman tanpa persetujuan The Fed, yang dapat membuat Deutsche Bank semakin kesulitan mengoperasikan cabang perbankannya di AS.
Deutsche Bank menyatakan telah membuat investasi yang signifikan untuk meningkatkan kapabilitas rencana modalnya, begitu juga pengendalian dan infrastruktur di cabang AS. Mereka menambahkan, "akan terus bekerja sama dengan regulator untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut."
Hasil tes tersebut juga akan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut di kalangan analis dan investor, akankah regulator harus menindak keras atau bahkan mendorong Deutsche Bank untuk lebih agresif lagi menjalankan operasionalnya di AS.
David Hendler, analis independen di Viola Risk Advisor menyatakan keterkejutannya melihat hasil tersebut.
"Itu [Deutsche Bank] terlihat seperti pesawat yang tidak aman diterbangkan karena sistemnya rusak," ujarnya.
Dia menambahkan, fokusnya kini akan berubah haluan ke otoritas Eropa dan cara mereka untuk menyelesaikan masalah Deutsche Bank.
Adapun cabang perbankan baru di AS dari kreditur asing yang mengikuti stress test tahap kedua adalah Deutsche Bank, Credit Suisse Group AG, UBS Group AG, BNP Paribas SA, Barclays Plc, dan Royal Bank of Canada. Hasilnya pun dipublikasikan untuk pertama kalinya.
Selain menggagalkan Deutsche Bank, The Fed memberikan lulus bersyarat kepada tiga perbankan yang berhasil melewati tes. Goldman Sachs Group Inc. dan Morgan Stanley tidak dapat meningkatkan distribusi modal mereka dan State Street Corp. harus meningkatkan risiko manajemen dan analisis pihak lawannya.