Bisnis.com, JAKARTA - Agaknya menarik apa yang dikemukakan oleh Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjaungan (PDIP) Hasto Kristianto yang mengaku kaget atas kekalahan pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) dalam Pemilihan Gubenur Sumatera Utara (Sumut) kemarin.
Djarot kalah dari Edy Rahmayadi yang menggandeng Musa Rajekshah (Eramas) dengan perbandingan suara 42,8% berbanding 57,2%. Pantas saja Hasto kaget karena angka itu jauh di bawah prediksi PDIP sebagai pengusung utama Djarot yang sangat optimistis jagoannya akan menang.
Sebelumnya, Djarot mengalami nasib yang sama di Pilgub DKI Jakarta meski dia sempat menjadi penjabat gubernur beberapa bulan. Dia kalah dengan perbandingan suara yang mirip saat mendampingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ketika bersaing dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada tahun lalu.
"Apakah ini benar sebagai sebuah proses politik di mana pergeseran dari aspek suku, kemudian etnisitas, kemudian daerah asal itu pengaruh atau tidak, kami masih melakukan kajian," ujar Hasto.
Pernyataan Hasto tersebut memang layak disimak mengingat sulit untuk menghindari aspek-aspek yang disebutkan di atas sebagai penentu kemenangan pilkada.
Lalu, apa saja faktor yang memengaruhi kemenangan pasangan Eramas di provinsi yang termasuk basis pemilih terbesar PDIP tersebut.