Kabar24.com, JERUSALEM -- Militer Israel melaporkan pesawat jet milik Israel menyerang sembilan sasaran kelompok Hamas di utara Jalur Gaza pada Senin (18/6/2018) pagi sebagai balasan terhadap layang-layang pembakar dan balon-balon yang dikirim dari Palestina yang merusak sejumlah properti Israel.
Sirene juga terdengar di area bagian Israel di dekat jalur Gaza saat fajar, tentara setempat mengatakan tiga roket diluncurkan ke wilayah Israel namun satu roket jatuh sebelum melewati perbatasan.
Dilansir melalui Reuters, tidak ada korban yang dilaporkan akibat roket atau serangan udara.
Dalam beberapa pekan terakhir, penduduk Palestina mengirim layang-layang yang diikatkan dengan bara api ke seberang jalur Gaza untuk membakar lahan pertanian dan hutan, sementara yang lain membawa alat peledak kecil dengan taktik baru yang telah menyebabkan kerusakan besar.
Militer Israel melepaskan tembakan peringatan dari udara dan menghancurkan properti milik para penerbang layang-layang dan menahan diri untuk tidak menargetkan tembakan secara langsung.
Beberapa menteri Israel justru menyerukan agar tembakan ditargetkan secara langsung ke penerbang layang-layang.
Seorang Jenderal Israel mengatakan pihaknya telah merekrut sejumlah masyarakat sipil penggemar pesawat tanpa awak (drone) sebagai tentara cadangan dan memerintahkan mereka untuk menerbangkan drone untuk mencegah layang-layang pembakar masuk ke wilayah Israel.
Namun, hingga saat ini belum ditemukan cara yang efektif untuk menghentikan layang-layang tersebut.
"Ini adalah tindakan teroris yang membahayakan warga Israel yang tinggal di Israel selatan dan merusak wilayah Israel," ujar pernyataan militer tentang layang-layang dan balon.
Setidaknya 125 warga Palestina telah tewas oleh pasukan Israel selama demonstrasi massal di sepanjang perbatasan Gaza sejak 30 Maret dan orang-orang yang mengirim layang-layang percaya mereka telah menemukan senjata baru yang efektif.
Taktik mematikan Israel dalam menghadapi protes Jumat mingguan telah mengundang kecaman internasional.
Palestina menuntut hak untuk kembali ke rumah yang mereka tinggalkan karena mereka melarikan diri atau diusir saat Israel berdiri pada 70 tahun yang lalu.
Israel mengatakan demonstrasi itu diorganisir oleh kelompok Islam Hamas yang mengontrol Jalur Gaza dan menyangkal hak Israel untuk berdiri sebagai negara.
Israel mengatakan Hamas dengan sengaja memprovokasi kekerasan, tuduhan tersebut dibantah oleh Hamas.
Sekitar dua juta orang tinggal di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah para pengungsi dari negara yang sekarang menjadi Israel.
Wilayah itu telah dikendalikan oleh Hamas selama lebih dari satu dekade, di mana mereka telah berperang tiga kali melawan Israel.
Israel dan Mesir mempertahankan blokade di jalur Gaza, dengan alasan keamanan, yang justru telah menyebabkan krisis ekonomi dan runtuhnya standar hidup di sana selama satu dekade terakhir.