Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Majelis MPR Ahmad Basarah mengakui bahwa sistem pemilihan kepala daerah langsung oleh rakyat (pilkada) memberii dampak terhadap relasi para elite politik dan masyarakat.
Dia berkaca dari pengalaman penyelenggaraan pilkada langsung sejak 2005, lalu ketika kontestasi itu digelar secara serentak pada 2015, 2017, dan 2018. Meski demikian, Basarah mendorong jajaran elite kembali memperbaiki hubungan yang renggang dengan memanfaatkan momentum silaturahmi Lebaran.
“Idulfitri kali ini harus jadi sarana untuk melakukan ice breaking di antara para elit yang terkena dampak residu demokrasi liberal. Dalam konteks pilkada kadang-kadang terjebak suasana saling menegasikan satu dengan yang lain,” ujarnya usai bersilaturahmi ke rumah dinas Ketua MPR di Jakarta, Jumat (15/6/2018).
Senada, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid juga menilai paruh awal tahun ini kondisi perpolitikan nasional sampai daerah cenderung memanas, karena pilkada serentak. Tak hanya elit, suasana itu merembet pula hingga ke tengah masyarakat.
Hidayat pun memiliki harapan yang sama dengan Basarah bahwa Lebaran 2018 dapat membalikkan semua kondisi itu. Hidayat berharap pilkada 2018 berlangsung damai mengingat puncak pelaksanaan pesta demokrasi tersebut setelah momentum Idulfitri 1439 H.
“Halalbihalal Lebaran bisa mendinginkan suasana, mengademkan komunikasi, sehingga diharapkan rakyat bisa memilih dengan kepala dingin pada 27 Juni nanti,” ujarnya di tempat yang sama.