Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polemik Tokoh NU ke Israel, PCI: Ini Penyesatan

Komunitas Palestina di Indonesia (PCI) menyesalkan kunjungan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Yahya Cholil Staquf ke Israel atas undangan Dewan Hubungan Luar Negeri Israel (ICFR) pada 10--13 Juni 2018.
Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf melambaikan tangan sebelum mengikuti proses pelantikan sebagai anggota Wantimpres oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/5/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf melambaikan tangan sebelum mengikuti proses pelantikan sebagai anggota Wantimpres oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/5/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Komunitas Palestina di Indonesia (PCI) menyesalkan kunjungan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Yahya Cholil Staquf ke Israel atas undangan Dewan Hubungan Luar Negeri Israel (ICFR) pada 10--13 Juni 2018.

Ketua Komunitas Palestina di Indonesia atau Palestinian Community in Indonesia (PCI) Murad Halayqa menyampaikan dalam pernyataan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Rabu (13/6) bahwa kunjungan itu menjadi kekecewaan besar bagi rakyat Palestina.

Ini, ujarnya, terutama karena Yahya merupakan tokoh agama dan pejabat Indonesia, negara yang hingga sekarang dihormati komunitas Palestina karena senantiasa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

"Komunitas Palestina di Indonesia mengutuk dan menyesalkan kunjungan ini, walaupun Bapak Staquf menyatakan kepergiannya secara pribadi, beliau adalah sosok agama dan pejabat Indonesia dan langkah ini diambil pada waktu yang tidak sesuai," kata dia.

Yahya Cholil Staquf yang merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) tersebut mengunjungi Israel atas undangan Dewan Hubungan Luar Negeri Israel atau "The Israel Council on Foreign Relations" (ICFR) untuk menjadi salah satu pembicara dalam pertemuan Komite Yahudi Amerika atau American Jewish Committee (AJC) di Jerusalem.

Halayqa menyesalkan kunjungan tersebut karena Presiden AS Donald Trump baru saja memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke Jerusalem, wilayah yang masih menjadi sengketa Palestina dan Israel.

PCI menganggap kunjungan tersebut telah menyiratkan dukungan kepada Israel dan Amerika yang mengklaim Yerusalem sebagai Ibu kota Israel.

Selain itu, Israel masih terus melakukan tekanan dan kekerasan pada ratusan pengunjuk rasa Palestina yang melakukan aksi damai "Great March of Return" di Gaza sejak Maret lalu.

"Kami anggap pernyataan yang diajukan oleh Bapak Staquf bahwa kunjungannya untuk mendukung rakyat Palestina sebagai penyesatan dan pemanipulasian kata-kata karena dukungan untuk rakyat Palestina harus melalui pintu gerbang kepemimpinan Palestina di Ramallah, bukan melalui Israel yang menduduki tanah Palestina dan menyiksa serta berlaku kejam kepada rakyat Palestina," tutur Halayqa.

Halayqa menambahkan, PCI menolak alasan yang disampaikan Yahya Cholil Staquf bahwa kunjungannya ke Jerusalem merupakan salah satu langkah untuk meneruskan visi almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang mendukung prosses perdamaian Palestina-Israel.

"Bicaranya Bapak Staquf tentang warisan dan visi almarhum Presiden Abdurrahman Wahid untuk mendukung proses perdamaian untuk membenarkan kunjungannya tidak dapat diterima karena Presiden Abdurrahman Wahid mencoba untuk memainkan peran dalam proses perdamaian selama masanya 1999--2001 atas persetujuan kepemimpinan Palestina pada waktu itu dan masih ada payung internasional untuk proses perdamaian," kata dia.

Sementara itu, pada kunjungan Yahya Cholil pada 10 Juni lalu, Amerika yang seharusnya menjadi motor penggerak perdamaian telah memihak pada Israel dengan memindahkan kedutaannya ke Jerusalem, dan Israel masih terus melanjutkan pencaplokan atas wilayah Palestina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper