Bisnis.com, JAKARTA – Partai politik pengusung Joko Widodo optimistis menguasai Provinsi Jawa Barat pada Pemilihan Umum Presiden 2019 lantaran bakal calon presiden petahana tersebut pelan-pelan berhasil mengikis sentimen berbau agama.
Survei Indikator Politik Indonesia (IPI) sepanjang Maret-Mei 2018 mendapati elektabilitas Jokowi sebesar 50% berbanding 39% yang didapatkan oleh Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Elektabilitas hasil simulasi dua nama capres itu masih menyisakan 11% pemilih mengambang di Jabar.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Jabar Saan Mustopa mengakui bahwa selama ini Jabar menjadi bidikan khusus jajaran parpol pengusung Jokowi. Menurutnya, hasil Pilpres 2014 meninggalkan kenangan buruk mengingat mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut kalah dari Prabowo dengan selisih suara 20%.
Jokowi, lanjut Saan, kala itu terkena serangan isu agama karena masyarakat Jabar memiliki tingkat religiusitas tinggi. Akan tetapi, selama 3,5 tahun memimpin negeri ini penerimaan atau akseptabilitas terhadap Jokowi, khususnya di kalangan santri daerah tersebut, berhasil ditingkatkan
“Sekarang resistensi sudah berkurang. Survei IPI ini jadi modal untuk mempertahankan elektabilitas agar 2019 Pak Jokowi unggul di Jabar," katanya di Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Optimisme serupa disampaikan oleh Ketua DPP Partai Golkar Bidang Penggalangan Opini Ace Hasan Syadzily. Menurut Ace, elektabilitas sebesar 50% di Jabar turut didongkrak penilaian keberhasilan pembangunan seperti jalan tol dan bandara.
“Kepuasan terhadap Pak Jokowi hasilnya mengembirakan sekali. Ini jadi modal Pilpres 2019,” tuturnya di tempat yang sama.
Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi mengatakan elektabilitas Jokowi memang naik dari hasil Pilpres 2014. Namun, dia mengingatkan pula bahwa tingkat keterpilihan 50% masih di bawah elektabilitas rata-rata nasional Jokowi sebesar 60,6%.
Menurut dia, pemilih Jokowi 4 tahun silam relatif lebih loyal dalam memberikan dukungan. Berdasarkan simulasi nama capres semi-terbuka, tercatat 41,2% masyarakat Jabar memilih Jokowi, sedangkan Prabowo ketiban 26,6% suara.
“Ini menarik, karena basis Jokowi sebesar 40,23% pada Pilpres 2014 tidak banyak berbeda dari saat ini,” ujarnya.
Untuk melakukan survei berbasis wawancara itu, IPI mengambil sampel 800 responden se-Jabar secara acak. Survei diklaim mengandung kesalahan rata-rata sebesar +/- 3,5% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.