Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PBOC Perluas Cakupan Jaminan Pinjaman Menengah, Ini Tujuannya

Bank Sentral China (PBOC) akan memperluas cakupan jaminan yang diterimanya terkait pemberian pinjaman jangka menengah
Yi Gang, Gubernur Bank Sentral China (PBOC)/Reuters
Yi Gang, Gubernur Bank Sentral China (PBOC)/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Bank Sentral China (PBOC) akan memperluas cakupan jaminan yang diterimanya terkait pemberian pinjaman jangka menengah.

Gubernur PBOC Yi Gang berharap dengan langkah tersebut dapat memberi kemudahan bagi perusahaan-perusahaan kecil untuk mendapatkan pendanaan.

“[PBOC] akan menerima aset termasuk obligasi dengan peringkat AA- ke atas yang didukung oleh kredit untuk usaha kecil, green economy, atau agrikultur. Begitu juga untuk obligasi perusahaan dengan peringkat AA+ dan AA,” tulis pernyataan yang diunggah di laman resmi PBOC, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (3/6).

Sebelumnya, jaminan utang hanya mencakup obligasi dan tagihan bank sentral. Bank sentral China juga menegaskan pihaknya  akan menerima pinjaman berkualitas untuk bisnis kecil dan green economy sebagai jaminan MLF (Fasilitas Pinjaman Jangka Menengah).

“Seluruh perangkat moneter akan digunakan dengan cara fleksibel,” katanya, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (3/6).

Dengan perluasan jangkauan jaminan utang, kesempatan bagi peminjam kecil terutama yang asetnya kurang berperingkat tinggi, memiliki akses yang lebih baik lagi untuk mendapatkan pinjaman dari bank sentral.

Hal itu juga akan membuat obligasi dari perusahaan kecil maupun pebisnis di sektor pedesaan lebih menarik bagi investor, sehingga dapat mempromosikan kondisi likuiditas perusahaan-perusahaan tersebut.

Kini, inklusi beberapa pinjaman menjadi inisiatif untuk menghadapi praktik perbankan bayangan (shadow banking) dan mendorong pendanaan ke dalam neraca pembiayaan perusahaan.

“PBOC telah membuat langkah lain yang mengombinasikan pelonggaran-mikro dengan insentif untuk menukar keseimbangan pinjaman perusahaan ke arah yang lebih sesuai dengan prioritas reformasi,” kata Chief Asia Economist Bloomberg, Tom Orlik.

Namun, Orlik mempertanyakan mengapa langkah ini muncul di saat sekarang ini, yaitu di saat pertumbuhan ekonomi China masih solid.

“Kekhawatiran tentang risiko default dalam utang perusahaan kelas rendah mungkin menjadi salah satu faktor. Krisis musiman pada Juni juga mungkin menjadi perhatian para pembuat kebijakan,” imbuhnya.

Adapun para peminjam akan menghadapi tekanan besar untuk membayar utang MLF yang jatuh tempo dalam beberapa bulan ke depan. Hal itu membuat analis menaikkan taruhannya bahwa PBOC mungkin akan mengulang taktik yang dilakukan pada April, yaitu memotong Reserve Requirement Ratio (RRR) untuk memberikan likuiditas kepada perbankan sehingga mereka bisa membayar utang. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper