Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Tenaga Kerja AS Menguat, The Fed Pastikan Kerek Suku Bunga

Rilis data ekonomi di Amerika Serikat pada akhir pekan lalu memberikan indikasi bahwa apsar tenaga kerja AS masih kuat dan akan terus menopang pertumbuhan ekonomi.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Kabar24.com, JAKARTA – Rilis data ekonomi di Amerika Serikat pada akhir pekan lalu memberikan indikasi bahwa apsar tenaga kerja AS masih kuat dan akan terus menopang pertumbuhan ekonomi.

Rilis data ekonomi yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (1/6/2018) memperlihatkan pertumbuhan di dalam tingkat penyerapan tenaga kerja dan upah serta tingkat pengangguran masih berada di level terendah sepanjang lima dekade.

Adapun data pekerja non-pertanian (Non-Farm Employment Change) meningkat 0.4% ke level 223.000 pada Mei, dibandingkan bulan sebelumnya dan berada di atas perkiraan ekonom yang disurvei Bloomberg sebesar 190.000.

Data penghasilan rata-rata per jam (Average Hourly Earnings) juga meningkat 2,7% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, tingkat pengangguran turun tipis ke level 3,8% dari 3,9%, terendah sejak 1969.

Rilis data tersebut berhasil menaikkan saham dan imbal hasil obligasi AS. Pasalnya, laporan tersebut semakin menguatkan ekspektasi kenaikan suku bunga oleh para pejabat bank sentral AS (Federal Reserve) di dalam Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 12-13 Juni 2018.

Selain itu, para investor juga semakin yakin untuk menetapkan harga bahwa aka nada dua kali kenaikan lagi setelah itu, alih-alih hanya satu.

Adapun stabilnya penyerapan tenaga kerja dan rendahnya pajak diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi, membantu me-rebound-kan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ini, dan menjaga tingkat pengangguran tetap di level terendah. Di sisi lain, perolehan upah yang positif dilihat belum memberikan laju yang keberlanjutan.

Michael Feroli, Kepala Ekonom AS di JPMogrna Chase&Co New York menyatakan, permintaan untuk tenaga kerja di AS masih kuat.

“[Kecuali] laju penyerapan tenaga kerja tidak berkelanjutan. Pertumbuhan kerja bergerak melebihi laju berkelanjutan dari penawaran tenaga kerja yang ditentukan secara demografis,” katanya seperti dikutip Bloomberg, Minggu (3/6/2018).

Feroli menilai, rilis data ekonomi tersebut dipastikan menguatkan skenario kenaikan suku bunga sebanyak empat kali oleh The Fed pada tahun ini.

“Pertanyaannya, akankah para pembuat kebijakan memiliki keyakinan bahwa perkembangan global tidak akan mempengaruhi pertumbuhan AS?” katanya melempar pertanyaan.

Adapun Presiden AS Donald Trump menciutkan lewat akun Twitter-nya satu jam sebelum data-data ekonomi itu dirilis. Bahwa dia “menantikan untuk melihat” angka-angkanya. Hal itu menyebabkan pasar berspekulasi bahwa rilis data sebenarnya akan sangat positif, dan memang begitu.

Pasar pun kembali memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed akan menjadi tiga kali hingga akhir tahun setelah gejolak politik di Italia sempat memupuskan ekspektasi tersebut pada awal peja lalu. Sementara kesempatan untuk kenaikan sebanyak empat kali sepanjang tahun ini masih rendah, menguatnya laporan tenaga kerja memberikan beberapa basis poin ke dalam perhitungan proyeksinya.

“Laporan ini solid. Cukup untuk menjaga The Fed tetap berada di jalur kenaikan,” kata Vincent Reinhart, mantan penasihat kebijakan The Fed yang kini menjabat sebagai Kepala Ekonom BNY Mellon Asset Management.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper