Bisnis.com, JAKARTA – FedEx Corp. percaya bahwa blockchain berada di ambang transformasi bisnis pengiriman paket. Perusahaan logistik itu kini melakukan uji coba teknologi blockchain untuk melacak pengiriman kargo besar dan bernilai tinggi.
CEO FedEx Fred Smith mengungkapkan, perusahaannya cukup yakin bahwa blockchain memiliki implikasi besar di dalam rantai penawaran, transportasi, dan logistik.
“[Blockchain] merupakan ambang batas berikutnya yang akan mengubah rantai penawaran dunia secara sempurna,” katanya di dalam konferensi blockchain di New York, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (15/5/2018).
Adapun blockchain menggunakan kode komputer untuk merekam setiap jejak transaksi dan pengiriman di dalam pembukuan digital permanen, menyuguhkan transparansi.
Pembukuan itu tidak dapat diubah jika tidak mendapatkan persetujuan dari setiap pihak yang terlibat. Oleh karena itu, permasalahan umum seperti pengecapan, pembayaran, dan kerusakan dapat dikurangi dan bahkan dihindari.
Minat FedEx terhadap blockchain dan Internet of Things (IoT), lanjut Smith, merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan layanan pelanggan dan menangkis persaingan.
FedEx bekerja sama dengan organisasi yang disebut Blockchain dalam Aliansi Transportasi yang mencoba membentuk standar industri menggunakan teknologi dalam transportasi.
Berdasarkan aliansi tersebut, Blockchain memiliki potensi untuk mengurangi dana transaksi, mempercepat proses, dan meleluasakan modal perusahaan.
Selain itu, di acara yang sama, Kepala Staf Informasi FedEx Robert Carter menyampaikan, FedEx juga melakukan eksperimen untuk sensor pelacak berbasis Bluetooth dan berdaya rendah yang disebut Tron.
FedEx pun telah mengambil lebih banyak paten untuk Tron ketimbang teknologi lainnya di dalam sejarah perusahaan. Adapun FedEx juga menjadi bagian dari tim yang diumumkan pada 9 Mei 2018 yang akan melakukan percobaan penerbangan drone kecil di Memphis International Airport.
“Jika perusahaan tidak merangku teknologi baru, seperti blockchain, perusahaan itu akan menghadapi kemungkinan untuk bangkrut,” tambah Smith.
