Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan aksi bom bunuh diri, yang dilakukan Jamaah Anshorut Daulah (JAD), selama ini menyasar polisi, karena institusi Polri dianggap menghambat pergerakan organisasi itu.
"Ini juga gerakan balas dendam, karena Aman Abdurrahman ditangkap kembali oleh polisi," kata Setyo saat ditemui di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).
Setyo menjelaskan Aman sempat bebas dari penjara setelah mendapat remisi pada hari kemerdekaan ke-72 RI pada bulan Agustus 2017.
Namun, saat Aman keluar dari Lapas Nusakambangan pada Minggu (13/5/2018), pimpinan Jamaah Ansharut Daulah itu dijemput oleh petugas Datasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri.
Aman ditangkap, karena saat itu diduga sebagai dalang dari teror bom Thamrin. Sidang tuntutan terhadap Aman akan dilakukan pada Jumat (18/5/2018), di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Inilah pemicu yang membuat anggota JAD balas dendam dan menyasar polisi," kata Setyo.
Baca Juga
Lebih lanjut, Setyo mengatakan kebangkitan sel Jamaah Ansharut Daulah paling besar saat ini ada di wilayah Jawa Barat, Jabodetabek, dan Jawa Timur. Sedangkan, di luar Pulau Jawa ada di Bima dan Poso.
Untuk meredam kebangkitan sel teroris Jamaah Ansharut Daulah itu, Setyo menjelaskan kepolisian telah meningkatkan kewaspadaan di daerah tersebut dengan mengerahkan lebih banyak personel polisi dan meningkatkan kegiatan, sehingga dia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa.
"Kami yang akan menjaga masyarakat," kata Setyo.