Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serangan Pemerintah Lukai 107 Warga Sipil Afganistan, Sebagian Besar Anak-anak

Roket dan persenjataan berat yang digunakan Pemerintah Afganistan melukai setidaknya 107 penduduk Kunduz, sebagian besar anak-anak, yang tengah menghadiri acara keagamaan pada April 2018.
Aparat keamanan Afganistan berpatroli di Kunduz, Afganistan pada 2015./Reuters-Omar Sobhani
Aparat keamanan Afganistan berpatroli di Kunduz, Afganistan pada 2015./Reuters-Omar Sobhani

Bisnis.com, JAKARTA -- Roket dan persenjataan berat yang digunakan Pemerintah Afganistan melukai setidaknya 107 penduduk Kunduz, sebagian besar anak-anak, yang tengah menghadiri acara keagamaan pada April 2018.

Laporan PBB yang dilansir dari Reuters, Selasa (8/5/2018), menyatakan investigasi telah dilakukan menyusul laporan dari warga di Distrik Dasht-i Archi, Kunduz. Hasil penyelidikan menyebutkan setidaknya 36 orang, termasuk 30 anak-anak, terbunuh dan 71 lainnya luka-luka.

PBB pun menekankan besarnya risiko dari strategi baru yang dikembangkan oleh Pemerintah Afganistan, yang didampingi oleh penasihat AS, dalam perlawanan dengan Taliban.

"Temuan utama dari laporan ini adalah pemerintah menggunakan roket dan senjata berat dalam sebuah acara keagamaan, yang berujung pada besarnya korban anak-anak," sebut United Nations Assistance Mission in Afghanistan (UNAMA).

Hasil penyelidikan juga mempertanyakan apakah negara Asia Selatan itu menghormati asas kehati-hatian dan proporsionalitas dalam hukum kemanusiaan internasional.

Tim penyelidik telah mengonfirmasi 107 korban dalam peristiwa itu. Namun, PBB menerima daftar korban dari berbagai sumber yang menunjukkan bahwa jumlah korban sebenarnya mencapai lebih dari 200 orang.

Berdasarkan kesaksian dari lebih 90 orang penduduk, helikopter milik pemerintah datang dan langsung menembakkan roket serta peluru berkaliber .50 ke kerumunan orang yang sedang menghadiri sebuah acara agama di Desa Laghmani, Distrik Dasht-i Archi.

Acara ini merayakan anak-anak lelaki yang sudah menghapal Al Quran. Lokasi acara itu berada dekat sebuah madrasah.

Serangan helikopter terus terjadi meski orang-orang mencoba menyelamatkan diri ke jalan raya dan rumah-rumah terdekat. Namun, PBB tidak bisa memverifikasi apakah serangan itu sengaja menyasar warga sipil dan tidak bisa memastikan apakah status tiap warga sipil yang menjadi korban.

Meski mengakui ada kekhawatiran serius mengenai peristiwa ini dan memerlukan investigasi lanjutan, tapi UNAMA mengklaim tidak berwenang menentukan apakah serangan itu melanggar hukum internasional.

Pemerintah Afganistan mengungkapkan serangan tersebut sebenarnya ditujukan untuk menggempur anggota senior kelompok yang berbasis di Quetta, Pakistan dan sedang berada di area itu. Pemerintah juga menyasar anggota Unit Merah Taliban, pasukan khusus kelompok militan itu, yang berencana menyerang Kunduz.

Pemerintah Afganistan telah mengakui ada warga sipil yang terbunuh dan Presiden Ashraf Ghani sudah memerintahkan agar peristiwa tersebut diinvestigasi tapi belum menyampaikan hasilnya kepada publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper