Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai banyaknya perbedaan antara Presiden Jokowi dan Prabowo dalam segala sisi membuat wacana duet Jokowi dan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 buyar.
"Ya menurut saya tidak cocok lah, platformnya berbeda, cara Jokowi seperti sekarang dengan Prabowo orientasinya berbeda," kata Fadli kepada wartawan, Rabu (25/4/2018).
Fadli kemudian menyoroti perbedaan pandangan mereka dalam sisi ekonomi. Menurut Fadli, ketua umum Partai Gerindra itu lebih mengutamakan ekonomi kerakyatan. Dalam konteks itu, ujarnya, Prabowo lebih memprioritas pembangunan di sektor pertanian, petani, nelayan dan buruh.
"Bukan beton yang diproritaskan, apalagi impor dan ngutang. Bukan itu yang diprioritaskan," katanya.
Fadli menuturkan bahwa Prabowo akan menolak kedatangan pekerja asing. Apalagi, kalau pekerjaan itu bisa dikerjakan oleh orang Indonesia.
"Kita pasti akan mencegah tenaga kerja asing untuk masuk. Kecuali dengan skill worker atau tenaga kerja ahli," katanya.
Baca Juga
Pada bagian lain, Wakil Ketua DPR itu menegaskan bahwa Gerindra sudah final mengusung Prabowo untuk maju pada Pilpres 2019.
"Gerindra prosesnya sudah final melalui rapimnas, menjadikan Prabowo sebagai capres bukan memberikan kepada orang lain, menjadi king maker," ujarnya.
Sedangkan terkait capres Jokowi, lebih jauh dia berkomentar bahwa partai politik pendukung presiden bisa saja berubah haluan dan mendukung calon lain.
Menurutnya, hingga kini tidak ada jaminan bahwa Presiden Jokowi akan disusung oleh parpol yang saat ini mengklaim berkoalisi.
“Yang ada selama ini baru pernyataan parpol dan bisa berbalik. Mungkin saja ada calon lain," ujarnya.