Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuburan Massal Ditemukan di Wilayah Bekas Markas ISIS

Puluhan jenazah termasuk para jihadis dan warga sipil ditemukan di kuburan massal bekas markas kelompok milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Raqqa, Suriah, Sabtu (21/4/2018).
Seorang pejuang dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berdiri diantara reruntuhan gedung yang hancur di Raqqa, Suriah, Senin (25/9/2017)./Reuters
Seorang pejuang dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berdiri diantara reruntuhan gedung yang hancur di Raqqa, Suriah, Senin (25/9/2017)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Puluhan jenazah termasuk para jihadis dan warga sipil ditemukan di kuburan massal bekas markas kelompok milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Raqqa, Suriah, Sabtu (21/4/2018).

Daerah Raqqa yang merupakan "ibu kota" de facto ISIS di bagian utara Suriah itu menjadi saksi para jihadis diusir oleh Pasukan Demokrat Suriah yang didukung Amerika Serikat pada Oktober 2017 lalu.

Menurut seorang pejabat senior Dewan Sipil Raqqa, Abdallah al-Eriane, hampir 50 mayat ditemukan di kuburan massal yang bisa menampung hingga 200 jenazah itu. Kuburan massal itu terletak di bawah lapangan sepak bola, dekat dengan rumah sakit tempat para jihadis melakukan penggalian sebelum akhirnya diusir dari kota.

"Itu nampaknya adalah satu-satunya tempat yang tersedia untuk pemakaman, yang dilakukan dengan tergesa-gesa. Para jihadis bersembunyi di rumah sakit," ujar al-Eriane sebagaimana dikutip CNN.com, Minggu (22/4).

Dia pun menyebut bahwa beberapa mayat diberi tanda dengan nama alias para jihadis, sedangkan warga sipil hanya diberi tanda nama awal mereka.

Dalam beberapa bulan terakhir, Suriah dan Irak telah menemukan kuburan massal di daerah-daerah yang sebelumnya didiami oleh para jihadis.

Pasukan Suriah mengungkap sebuah kuburan massal berisi sisa-sisa lebih dari 30 orang yang dibunuh ISIS di provinsi Raqqa pada Februari lalu. Temuan itu menyusul dua temuan serupa lainnya oleh tentara Suriah.

Kelompok ISIS yang memproklamasikan "kekhalifahan" atas wilayah Suriah dan Irak pada 2014, kini telah kehilangan hampir semua tanah yang pernah mereka kuasai.

Mereka harus bertanggungjawab atas beberapa kekejaman selama masa pemerintahan penuh terornya, termasuk eksekusi massal dan pemenggalan kepala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper