Kabar24.com, JAKARTA — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Norwegia, Todung Mulya Lubis guna membahas rencana kerja sama pendidikan Islam antara Indonesia dengan Norwegia.
Todung menyampaikan bahwa Islam Indonesia tidak sama dengan Islam yang ekstrimis dan garis keras. Islam Indonesia damai, pluralistik, dan toleran pada masyarakat dunia.
“Sebagai Dubes Norwegia, saya berkepentingan memperkenalkan Islam Indonesia yang berbeda dengan yang garis keras. Nah yang ini Islam yang bisa mengawinkan nilai-nilai modernisme dan demokrasi,” kata Todung, mengutip keterangan resminya, Selasa (20/3/2018).
Todung juga berharap bisa dilakukan kerja sama dalam rangka lebih mengenalkan Islam Indonesia kepada dunia, salah satunya melalui pendidikan.
Selama ini dia melihat, lembaga pendidikan berperan strategis dalam mengenalkan ajaran agama Islam Indonesia. Untuk itu, pendidikan Islam, baik pesantren, madrasah, maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) harus diperkuat.
“Perkuat, institusi ini penting sebagai soko guru bangsa negeri ini. Saya berharap menteri agama mendukung ini semua,” tuturnya.
Menurutnya, Norwegia merupakan negara yang sangat aktif dan dinamis di bidang Hak Asasi Manusia, Lingkungan Hidup, dan juga energi. Kerja sama antara kedua negara selama ini terjalin di berbagai bidang, termasuk kebudayaan dan pendidikan.
Untuk menarik perhatian Norwegia sekaligus mengenalkan bagaimana kehidupan pondok pesantren di Indonesia, Todung telah mengajak Dubes Norwegia mengunjungi Pondok Pesantren Krapyak dan Pandanaran.
“Beliau terkesan dengan kehidupan pesantren di Indonesia. Dengan melihat langsung, diharapkan dukungan kerjasama bidang pendidikan bisa terjalin,” harapnya.
Sementara itu, Menag Lukman menyambut baik rencana kerjasama yang disampaikan Todung. “Untuk pendidikan Islam, Indonesia baru menjalin program kerjasama dengan Finlandia. Semoga ini juga bisa dikembangkan lagi dengan Norwegia. Karena pendidikan di negara-negara Skandinavia cukup maju,” katanya.