Kabar24.com, JAKARTA — Bursa saham Singapura (SGX) mulai mengambil langkah untuk menarik minat perusahaan berbasis teknologi untuk masuk dan mendaftar di pasarnya.
Pada tahun lalu, bursa Singapura itu telah mengajukan proposal untuk mengizinkan dual-class shares (pencatatan saham dalam dua seri), sebuah struktur yang akan menguntungkan pendiri bisnis teknonologi karena tetap memiliki kontrol meskipun telah melepaskan sahamnya ke publik.
Berdasarkan sumber yang mengikuti perkembangan tersebut, SGX ingin melongarkan beberapa batasan yang rencananya direkomendasikan bagi pendaftaran saham kelas ganda, salah satunya terkait batasan minimal kapitalisasi pasar.
Membuat aturan yang mudah diadopsi oleh pendaftar dual-class shares itu dilakukan agar Singapura lebih kompetitif dengan bursa saham di AS.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, perusahaan teknologi asal China telah banyak mendaftar di pasar saham Paman Sam, dengan total nilai pasar seluruhnya sekitar US$785 miliar.
Adapun, pasar saham China dan Hong Kong juga mulai berusaha untuk menggaet lebih banyak perusahaan untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di bursa sahamnya. Baik China maupun Hong Kong juga sedang mengatur perizinan pendaftaran pencatatan saham dua seri tersebut.
Menurut sumber itu, proposal terbaru SGX yang diharapkan terbit sebagai konsultasi publik pada bulan ini, akan menghapuskan rekomendasi sebelumnya yang menuliskan pendaftaran dual-class shares harus memiliki nilai pasar setidaknya 500 juta dolar Singapura (setara dengan US$380 juta).
Selain itu, aturan yang menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam dua seri itu harus diperdagangkan di tempat utama juga dihapus. Inisiasi konsultasi ini sebenarnya telah diterbitkan pada Februari 2017, namun dampaknya masih belum terlihat dampaknya.
“Saat ini kami sedang memfinalisasi respons atas feedback yang kami terima sejak masa konsultasi pertama, yang sudah mendukung pendaftaran dual-class shares,” tulis SGX dalam surat elektroniknya, seperti dikutip Bloomberg, Senin (12/3).
Adapun konsultasi kedua, lanjutnya, diharapkan dapat diimplementasikan secepatnya dan menjadi cerminan dari pandangan pasar.
Sumber tersebut juga menjelaskan, pejabat SGX percaya bahwa mereka bisa melonggarkan aturan dan membiarkan kekuatan pasar yang menentukan kapan dan bagaimana perusahaan bisa mengadopsi struktur baru dengan hak pilihnya masing-masing.